Menhan Himbau Negara-negara Indo-Pasifik Harus Bersatu

0

Bandung, Teritorial.Com – Memberikan Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Raycudu menilai, perlunya persatuan dan komitmen bersama dari negara-negara Indo-Pasifik untuk menghadapi ancaman global.

Memberikan pembekalan kepada Perwira Siswa Pendidikan Reguler XLV Sekolah Staf dan Komando (Sesko) TNI, di Sesko TNI, Bandung, Jawa Barat, Kamis (12/7/2018), pembekalan yang mengambil tema “Menyikapi Dinamika Perkembangan Lingkungan Strategis dan Pengaruhnya Terhadap Pertahanan Negara” ini diikuti oleh 150 Pasis Sesko TNI.

Hadir dalam acara tersebut Dansesko TNI Letjen TNI Mar. RM Trusono dan Irjen Kemhan Letjen TNI Thamrin Marzuki. “Kunci utama dalam merespons berbagai bentuk tantangan dan ancaman keamanan bersama adalah sebuah resolusi dan komitmen kerja sama bilateral maupun multilateral yang lebih konkret dan tepat sasaran,” ujarnya.

Perkembangan strategis di kawasan Indo-Pasifik saat ini tidak bisa dilepaskan dari persaingan kepentingan antarnegara serta perebutan pengaruh kekuatan besar dunia seperti Amerika Serikat, Jepang, Rusia, dan bahkan new emerging superpower China dalam bingkai era globalisasi baru.

“Ini konsekuensi logis dari perubahan akibat proses modernisasi yang sarat dengan pola persaingan ekonomi antarbangsa. Berdampak terhadap perubahan sistem politik, hukum, mental dan budaya, serta penghayatan ideologi,” ungkapnya.

Menhan menilai semua negara di kawasan Indo-Pasifik saat ini berupaya menciptakan keamanan yang dinamis dan stabil untuk menjamin kepentingan nasionalnya.
“Persaingan ini berdampak terhadap perkembangan geopolitik dan geo-strategis kawasan Indo-Pasifik yang memunculkan ancaman baru bersama dan bersifat lintas negara,” katanya.

Ryamizard menambahkan, penilaian terhadap kekuatan pertahanan negara tidak bisa dinilai dari besarnya anggaran dan kekuatan alat utama sistem persenjataan (alutsista). “Kekuatan tersebut tertumpu pada persatuan dan kesatuan rakyat yang dilandasi kecintaannya kepada bangsa dan negaranya,” ujarnya.

Ryamizard menyebut, ancaman ke depan tidak lagi bersifat perang terbuka antarnegara. Ancaman nyata yang sudah berada di depan mata dan dapat terjadi sewaktu-waktu adalah terorisme dan radikalisme, separatisme, pemberontakan bersenjata, bencana alam serta pelanggaran wilayah perbatasan.(SON)

Share.

Comments are closed.