Carberra, Teritorial.Com – Australia melalui pengamat militer persenjataan udara ungkap fakta terbaru soal kecanggihan persenjataan sistem Pesawat hipersonik China yang tergolong sangat revolusioner dan mampu menembus sistem pertahanan udara negara manapun, tidak terkecuali Amerika Serikat (AS).
Sebelumnya The South China Morning Post melaporkan Starry Sky-2 eksperimental – yang dikenal sebagai Waverider – melakukan penerbangan uji coba pertamanya pada Jumat lalu di sebuah lokasi yang dirahasiakan di barat laut China.
Pesawat ini memiliki potensi untuk membawa senjata pada kecepatan enam kali kecepatan suara. Adam Ni, seorang ahli pertahanan China di Australian National University, mengatakan Waverider menghadirkan tambahan yang kuat bagi militer China.
“Pengujian dan pengembangan yang sukses dari Starry Sky 2 Waverider hypersonic vehicle adalah langkah besar ke depan untuk program senjata hipersonik China,” katanya seperti dikutip dari nine.com.au, Selasa (7/8/2018).
Mampu menahan gelombang kejut yang diciptakan oleh jalurnya, pesawat itu dibawa ke luar angkasa oleh roket multistage sebelum memisahkan diri, kata Akademi Aerodinamica Aerospace China.
Pejabat negara mengklaim pesawat itu mampu melakukan belokan ekstrim dan melaju dengan kecepatan tertinggi Mach 6, atau 7.344km/jam, dan memuji penerbangan uji coba itu sukses besar. Meskipun merupakan pesawat eksperimental, Waverider memiliki potensi untuk membawa hulu ledak yang mampu mengalahkan perisai anti-rudal yang ada.
Analis militer yang berbasis di Beijing, Zhou Chenming mengatakan kepada The South China Morning Post bahwa pesawat itu memiliki aplikasi militer. Waverider awalnya bisa dikerahkan dengan senjata konvensional daripada senjata nuklir. “Saya pikir masih ada tiga hingga lima tahun sebelum teknologi ini dapat dipersenjatai,” ujarnya.
Menyikapi hal tersebut, kepala Komando Strategis Angkatan Udara AS Marsekal John Hyten mengakui bahwa negara adidaya itu hampir tidak berdaya melawan senjata nuklir futuristik yang sedang dibangun oleh Rusia dan China.
Pernyataan tersebut tentunya menjadi catatan tersendiri bagi para senator sekaligus para pengambil kebijakan di negeri Paman Sam tersebut, lantara sebelumnya NATO juga memperingati bahwa ancaman juga datang dari Presiden Rusia Vladimir Putin meluncurkan rangkaian baru sistem senjata yang dirancang untuk menghindari pertahanan anti-rudal NATO.
Putin mengatakan kepada pemirsa TV militer negara itu sedang membangun rudal hipersonik baru dan rudal jelajah bertenaga nuklir dengan “jangkauan tak terbatas” yang bisa menghindari deteksi oleh musuh-musuh Rusia.