Jakarta, Teritorial.com – Kenaikan harga minyak mentah dunia dipastikan menjadi pemicu kenaikan harga harga bensin selanjutnya. PT Pertamina (Persero) baru-baru ini mengerek harga Bahan Bakar Minyak (BBM) umum jenis Pertalite dan Dexlite.
Kenaikan harga jual kedua produk tersebut berlaku per 20 Januari 2017 di seluruh Indonesia.VP Corporate Communication Pertamina Adiatma Sardjito mengungkapkan, kenaikan itu dipicu oleh kenaikan harga minyak mentah dunia.
Harga minyak mentah dunia masih di bawah 50US$per barel tahun lalu, kini tidak lagi berlaku untuk awal tahun 2018, dimana harga minyak mentah dunia saat ini telah melampaui 60US$ per barel.
“Alasan kenaikan (harga Pertalite dan Dexlite), kan harga bahan bakunya naik”, ujar Adiatma dari beberapa pemberitaan hasil pantauan teritorial.com Selasa (22/1/2018).
Adiatma mengingatkan, penentuan harga BBM umum, seperti Pertalite dan Dexlite merupakan wewenang perseroan. Hal ini, berbeda dengan BBM penugasan seperti premium dan solar yang ditetapkan pemerintah.
Adiatma merinci, rata-rata harga BBM umum jenis dexlite melonjak Rp200 per liter. Di Nangroe Aceh Darussalam dan DKI Jakarta, misalnya, naik dari Rp7.300 menjadi Rp7.500 per liter.
Sementara itu, rata-rata harga Pertalite meningkat Rp100 per liter. Di DKI Jakarta, misalnya, harga Pertalite melonjak dari Rp7.500 menjadi Rp7.600 per liter dan di Riau naik dari Rp7.900 menjadi Rp8 ribu per liter.
Pemerintah sebelumnya memutuskan untuk menahan harga BBM penugasan untuk periode 1 Januari 2018 hingga 31 Maret 2018. Harga premium di luar wilayah Jawa, Madura, dan Bali (Jamali) saat ini dijual dengan harga Rp 6.450 per liter dan harga solar subsidi Rp 5.150 per liter, sedangkan harga premium dan solar di wilayah Jamali ditetapkan oleh Pertamina sesuai ketentuan pemerintah. (SON)