Yogyakarta, Teritorial.com – PT Jasa Marga (Persero) Tbk optimistis proyek jalan tol Yogyakarta-Solo-Bandara Internasional Yogyakarta (NYIA) Kulonprogo dapat digunakan masyarakat hingga Gerbang Tol Kalasan pada 2026. Hal ini disampaikan seiring capaian progres pembebasan lahan dan konstruksi yang terus mengalami kemajuan.
Direktur Utama PT Jasa Marga (Persero) Tbk Rivan Achmad Purwantono menyatakan, progres pembebasan lahan segmen Prambanan-Purwomartani telah mencapai 99,50 persen, sementara progres konstruksi mencapai 78,90 persen.
“Harapan kami, pada tahun 2026 proyek jalan tol Yogyakarta-Solo sudah dapat digunakan oleh masyarakat sampai dengan Gerbang Tol Kalasan. Dengan konektivitas yang semakin terintegrasi, ke depannya pengembangan distribusi logistik, industri kreatif, dan potensi pariwisata di koridor jalan tol Yogyakarta-Solo akan semakin hidup,” ujar Rivan dalam keterangan, Sabtu (12/7/2025).
Pernyataan tersebut disampaikan saat Rivan meninjau langsung progres pembangunan jalan tol. Selain itu, dia juga meninjau segmen Klaten-Prambanan yang saat ini beroperasi tanpa tarif sejak 2 Juli 2025.
Direktur Utama PT Jasamarga Jogja Solo Rudy Hardiansyah menjelaskan, segmen Klaten-Prambanan sudah resmi beroperasi dan kini menunggu terbitnya Surat Keputusan Tarif dari Pemerintah. Ia menambahkan, PT JMJ akan terus menjaga jadwal pekerjaan di lapangan sesuai dengan rencana dan standar yang telah ditetapkan.
“Kami akan terus memantau dan menjaga jadwal konstruksi, sehingga target penyelesaian segmen Prambanan-Purwomartani dapat selesai sesuai rencana,” terang Rudy.
Dalam kesempatan yang sama, Rivan juga meninjau jalan tol Yogyakarta-Bawen Seksi 6 Simpang Susun Ambarawa-Simpang Susun Bawen sepanjang 4,98 kilometer. Progres konstruksi ruas tersebut saat ini telah mencapai 75,47 persen.
Direktur Utama menegaskan, progres proyek jalan tol Yogyakarta-Bawen Seksi 6 saat ini berjalan lancar dan dapat diakses oleh masyarakat pada tahun 2026.
Jasa Marga berharap momentum ini dapat menjadi katalis pertumbuhan ekonomi di Solo, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Jawa Tengah, sekaligus memperkokoh jaringan jalan tol nasional yang andal dan berkelanjutan.