Jokowi Minta Dirut Rumah Sakit Tidak Mengeluh di Media Soal Hutang BPJS

0

Jakarta, Teritorial. Com – Presiden Joko Widodo meminta rumah sakit tidak mengeluh kepada media terkait utang yang belum dibayar oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.

Jokowi mengaku selama ini selalu memantau langsung sistem jaminan kesehatan dengan melakukan inspeksi mendadak ke sejumlah rumah sakit.

Hal itu disampaikan Jokowi saat menghadiri Pembukaan Kongres Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi) di JCC Senayan, Jakarta, kemarin.

“Saya memang seperti itu. Saya mau kontrol mau cek. Dan suaranya, ‘Pak ini utang kita sudah puluhan miliar belum dibayar (BPJS)’. Ngerti saya,” kata Jokowi.

“Jadi Pak Dirut Rumah Sakit enggak usah bicara banyak di media, saya sudah ngerti,” tambah mantan Gubernur DKI Jakarta ini

Jokowi mencontohkan saat ia berkunjung ke Bandung, ia mendadak mendatangi Rumah Sakit Hasan Sadikin.

Lalu saat di Nabire, Papua, ia juga sempat mendatangi Rumah Sakit Umum Daerah Nabire.

“Saya tanya langsung, saya dengerin dokter menyampaikan ke kuping saya, nyantel di sini, dirutnya bisik-bisik nyantel di sini,” kata Jokowi.

Tapi saya enggak pernah ngajak yang namanya Bu Menteri Kesehatan dan Dirut BPJS. Enggak. Nanti dirut (rumah sakit) pada takut,” tambahnya.

Dengan masukan yang orisinil itu, maka bisa segera dicarikan solusi untuk menyelesaikan permasalahan yang ada.

Misalnya, satu bulan lalu, Jokowi memutuskan menambah anggaran Rp 4,9 Triliun untuk BPJS yang diambil dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

Kendati demikian, Jokowi juga meminta BPJS Kesehatan membenahi sistem manajemen yang ada sehingga tak terus menerus mengalami defisit.

“Masa setiap tahun harus dicarikan solusi. Mestinya sudah rampung lah di Menkes, di dirut BPJS,” kata Jokowi.

“Urusan pembayaran utang Rumah sakit sampai presiden. Ini kebangetan sebetulnya. Kalau tahun depan masih diulang, kebangetan,” tegas Jokowi disambut tepuk tangan Dirut Rumah Sakit yang hadir.

Tak hanya itu, Jokowi juga menekankan pentingnya masyarakat mencegah penyakit daripada mengobati.

Jokowi mengaku kaget biaya yang dikeluarkan untuk menanggung penyakit jantung menembus angka Rp 9,25 triliun.

“Bill BPJS Kesehatan tahun 2017 klaim kasus penyakit jantung itu Rp 9,25 triliun. Gede banget tuh Rp 9,25 triliun. Itu duit gede banget untuk penyakit jantung,” kata Jokowi.

Sementara untuk klaim pengobatan kanker mencapai Rp 3 triliun dan gagal ginjal Rp 2,25 triliun.

Tak hanya penyakit katastropik, menurut Jokowi, dana yang harus dikeluarkan untuk membiayai penyakit lainnya juga tinggi.

Misalnya, penyakit katarak sebesar Rp 2,25 triliun, dan fisioterapi Rp 965 miliar.

Share.

Comments are closed.