Jakarta, Teritorial.Com – Setelah Rupiah gagal memanfaatkan penurunan nilai tukar dolar Amerika sejak pekan lalu, kini Rupiah dikabarkan kembali melorot hingga tembus level Rp14.200/USD sejak dibuka pada pada perdagangan, Kamis (28/6/2018).
Nilai tersebut menjadi level terendah Rupiah terhadap dolar Amerika sejak 4 bulan belakangan ini. Dolar Amerika yang kian bergerak stabil setelah mendapatkan tekanan keras dari rival utamanya China justru membuat Rupiah semakin tak berdaya dihadapn kedikjayaan mata uang Negeri Paman Sam tersebut.
Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI, rupiah sesi pagi terkapar ke level Rp14.271/USD. Posisi ini memperlihatkan rupiah semakin tak berdaya terhadap USD dibandingkan sebelumnya Rp14.163/USD. Dilansir dari sindonews rupiah pag. i ini ambruk ke posisi Rp14.275/USD atau jatuh sangat dalam dibanding penutupan sebelum libur pilkada yakni Rp14.173/USD
Merosot tajam menjadi Rp14.270/USD bila dibandingkan sebelumnya memperlihatkan rupiah bakal sulit keluar dari zona merah. Seperti dilansir Reuters, dolar stabil terhadap para pesaingnya pada hari Kamis, meskipun gagal untuk membangun keuntungan dalam sesi sebelumnya.
Sentimen negatif datang setelah Washington bakal membatasi investasi China sebagai deretan konflik perdagangan AS-China untuk membuat pasar keuangan gelisah. Indeks dolar terhadap enam mata uang utama berdiri stabil di level 95,257 setelah rally 0,65% hari sebelumnya.
Greenback menguat setelah Presiden AS Donald Trump mengatakan pada hari Rabu bahwa dia akan menggunakan proses peninjauan keamanan nasional yang diperkuat untuk menggagalkan akuisisi China terhadap teknologi AS.
Saat melawan Yen Jepang terlihat USD juga lebih rendah 10,08. Sedangkan euro menjadi lebih tinggi pada posisi 1,1561 terhadap USD setelah melemah 0,8% dalam sesi semalam waktu setempat. Kekhawatiran atas komplikasi politik di Jerman diprediksi menjadi hambatan. (SON)