Jakarta, Teritorial.Com – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) membawa 8 eksportir yang bergabung dalam Paviliun Indonesia ke Japan International Seafood and Technology Expo (JISTE). JISTE merupakan pameran seafood terbesar di Jepang, diikuti oleh 822 exhibitor dari 20 negara dengan sekitar 1.400 booth.
Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) KKP, Rifky Effendi Hardijanto mengatakan, Indonesia akan memanfaatkan peluang pasar Jepang yang masih terbuka dengan memperbaiki suplai di dalam negeri dalam kaitannya dengan logistik dan mutu produk. “Ini kedua kalinya ikut. Dan ini peluang besar kita memanfaatkan pasar di Jepang,” ujarnya di Jakarta, Sabtu (25/8/2018).
Paviliun Indonesia menampilkan masakan produk unggulan udang putih dan dilakukan perbandingan uji rasa oleh pengunjung, dengan produk udang windu dan udang vaname. “Upaya ini bertujuan untuk mengenalkan udang putih yang sedang dikembangkan Indonesia untuk membuka peluang baru dalam mengisi pasar udang internasional,” kata Rifky.
Disela-sela acara pameran tersebut, juga diadakan acara temu bisnis yang diselenggarakan KKP bekerja sama dengan KBRI Tokyo. Pada kesempatan ini, dilakukan penandatanganan kontrak penjualan antara PT Perikanan Nusantara (Perinus) dan Perum Perikanan Indonesia (Perindo) dengan buyers Jepang.
Penandatanganan kontrak antara PT Perinus dilakukan dengan 2 buyers baru yaitu Kenndo Management Co Ltd, dan Food Trading Industry Japan Co Ltd, dengan nilai kontrak USD21,75 juta untuk suplai 1.500 ton fresh tuna per tahun. Selain itu, pembaharuan kontrak penjualan dengan Ajirushi Company senilai USD11,25 juta untuk suplai 1.500 ton produk frozen octopus per tahun.
Sementara itu, Perum Perikanan Indonesia (Perindo) melakukan tanda tangan kontrak penjualan dengan buyers baru yaitu dengan Mushasi Co. Ltd., dengan nilai kontrak USD3,30 juta untuk suplai 600 ton produk frozen tuna loin skinless.
Sekadar informasi, Jepang merupakan mitra dagang yang penting sebagai negara tujuan ekspor produk perikanan Indonesia setelah AS, dengan nilai USD672,44 juta atau 14,86% dari total nilai ekspor perikanan Indonesia tahun 2017.