JAKARTA, Teritorial.com – Selain panser VAB MK3 6×6 yang didatangkan Arquus dari Perancis, ajang Indo Defence 2022 diketahui juga akan menampilkan rantis lapis baja dari Malaysia, yakni Tarantula HMAV (High Mobility Armoured Vehicle) 4×4 produksi Mildef International Technologies. Tarantula HMAV adalah rantis dengan desain V-hull yang digadang dapat menahan efek ledakan ranjau dan improvised explosive devices (IED).
Tarantuna HMAV 4×4 dirancang dan diproduksi oleh Mildef International Technologies bersama Science Technology Research Institute for Defense (STRIDE) dan Angkatan Bersenjata Malaysia. Rantis ini terbilang baru, karena diluncurkan perdana pada 11 Februari 2021. Seperti yang dilakukan Indonesia lewat PT Pindad dengan memproduksi rantis Komodo 4×4, maka apa yang dilakukan Malaysia lewat Tarantula 4×4 adalah upaya untuk mengurangi ketergantungan pada kendaraan lapis baja buatan luar negeri.
Tarantula 4×4 dikembangkan selama empat tahun dengan total biaya RM16 juta untuk penelitian dan pengembangan. Satu prototipe dibangun dan diluncurkan pada 11 Februari 2021 dan diharapkan akan diuji oleh Angkatan Bersenjata Malaysia. Rantis ini diklain menggunakan 70 persen komponen lokal, sedangkan 30 persen lainnya masin diimpor, terutama pada komponen transmisi, mesin dan sistem persenjataan.
Dari spesifikasi, Tarantula 4×4 memiliki ukuran panjang 5,6 meter, lebar 2,5 meter, dan tinggi 2,5 meter. Berat rantis ini adalah 14 ton. Dapur pacu Tarantula disokong mesin Caterpillar diesel turbocharged dengan tenaga 330 hp dan mampu mencapai kecepatan hingga 110 km per jam.
Tarantula telah memenuhi standar STANAG 4569 NATO di mana perlindungan balistiknya kompatibel dengan STANAG 4569 Level 2 untuk balistik dan artileri. Tarantula dipersenjatai senapan mesin berat RCWS 12,7 mm, selain itu terdapat pelempar granat asap untuk perlindungan pertahanan diri.
Setelah Tarantula pertama kali diumumkan pada Februari 2021, kendaraan diuji selama sembilan hari melalui pengujian di jalan raya sepanjang 700 km dan off-road 300 km.
Menteri Pertahanan Malaysia, Datuk Seri Ismail Sabri Yaakob, mengungkapkan bahwa beberapa negara Timur Tengah yang tidak disebutkan namanya berminat untuk mengakuisisi Tarantula. Sementara Mildef mengatakan bahwa mereka ingin mengekspor Tarantula ke negara-negara anggota ASEAN.