Hankam

Aplikasikan Teknologi Pengarsipan, Kemhan RI Luncurkan Aplikasi e-Minu

Dok. KEMHAN RI

Jakarta, Teritorial.Com – Dalam rangka digitalisasi pengarsipan perkantoran, Biro Tata Usaha dan Protokol Sekretariat Jenderal Kementerian Pertahanan (Kemhan) RI bekerjasama dengan PT Revainfo Utama meluncurkan aplikasi e-Minu.

Kepala Biro TU dan Protokol Setjen Kemhan, Brigjen TNI Sonny Edhie menjelaskan pesatnya kemajuan teknologi informasi dan komunikasi membuat Kemhan ingin mengaplikasikan kemajuan teknologi tersebut dalam hal pengarsipan, melalui aplikasi e-Minu.

“Ini kebutuhan dan tuntutan dari perkembangan teknologi. Saat ini kita memasuki revolusi industri 4.0 yang ditandai dengan big data. Sehingga penerapan aplikasi e-Minu ini tidak bisa dihindari lagi,” katanya di Gedung Kemhan RI, Jakarta Pusat, Kamis (3/10/2019).

Dari siaran pers yang diterima Teritorial.Com, Brigjen Sonny menerangkan aplikasi e-Minu akan langsung diterapkan di seluruh satuan kerja (satker) Kemhan RI setelah resmi diluncurkan.

Aplikasi e-Minu digunakan untuk mempercepat proses, mulai dari tahapan pengarsipan hingga upaya penandatanganan secara elektronik, sehingga diharapkan e-Minu dapat mempermudah pengarsipan untuk memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat.

Turut hadir dalam acara peluncuran aplikasi e-Minu antara lain Kapusdatin Kemhan, Brigjen Dominggus Pakel; dan Direktur PT Revainfo Utama Rudy Harsaputa.

Sebagai pengembang aplikasi e-Minu, Direktur PT Revainfo Utama, Rudy Harsaputra menyatakan pihaknya menjamin keamanan arsip Kemhan yang disirkulasikan dalam aplikasi tersebut.

Yuli Ari Sulistyani

About Author

You may also like

Hankam

Kapolri Dikukuhkan Sebagai Guru Besar Ilmu Kepolisian

Jakarta,Teritorial.com- Kapolri Jenderal Tito Karnavian dikukuhkan sebagai guru besar bidang Ilmu Kepolisian Studi Strategis Kajian Kontra Terorisme di Sekolah Tinggi
Hankam

Menhan akan segera laporkan permintaan maaf AS kepada presiden

Jakarta territorial.com-Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu akan segera melaporkan permintaan maaf Menhan Amerika Serikat (AS), James Mattis, terkait insiden ditolaknya Panglima