Ekspor Senjata, Industri Pertahanan Andalan Indonesia di Tengah Keterpurukan Ekonomi

0

Jakarta, Teritorial.Com – Kemajuan tekonologi industri pertahanan secara perlahan telah menunjukan eksistensinya di tengah keterpurukan ekonomi yang melanda Indonesia. Di sektor industri pertahanan sendiri, baik yang dikelola BUMN maupun swasta terus mengalami peningkatan.

Adapaun hal tersebut tentunya berdampak positif bagi siklus perekonomian dalam negeri  Ditengah lonjakan nilai tukar dollar Amerika Serikat (AS) yang sempat menyentuh angka Rp 15.046/usd. Pada tahun ini, Pindad memproyeksikan dapat mengekspor produk senjata, munisi dan kendaraan tempurnya ke Thailand, Brunei, Myanmar, Korea Selatan, Prancis serta untuk mendukung misi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Nilai yang ditargetkan dalam ekspor ini mencapai Rp 78 miliar. Adapun INKA yang telah memiliki kontrak ekspor kereta dengan Filipina dan Bangladesh dengan nilai masing-masing mencapai Rp 1,36 triliun dan Rp 126 miliar.

Adapun BUMN industri strategis yang pada tahun ini berkomitmen mengekspor produknya yakni PT Pindad (Persero), PT Krakatau Steel (Persero) Tbk, PT Industri Kereta Api/INKA (Persero), PT Barata Indonesia (Persero) dan PT Dirgantara Indonesia (Persero).

Melihat perkembangan tersebut, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berkomitmen untuk terus mendorong ekspor produk BUMN yang bergerak di bidang industri strategis.

“Komitmen ekspor tersebut akan tetap kami jaga demi mendukung penguatan Rupiah. Di sisi lain, ini menjadi kebanggaan bagaimana produk BUMN diakui oleh dunia,” kata Deputi Bidang Pertambangan, Industri Strategis, dan Media Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno dalam keterangannya, Jakarta, Jumat (7/9/2018).

Lalu, PT Krakatau Steel menargetkan ekspor baja hot rolled coil ke Malaysia dan Australia akan mencapai Rp 907 miliar pada 2018. Serta Barata Indonesia yang akan mengekspor komponen perkeretaapian ke Amerika, Afrika dan Australia dengan target nilai mencapai Rp 210 miliar.

“Ada pula PT Dirgantara Indonesia yang berkomitmen ekspor pesawat terbang jenis NC212i ke Filipina dengan nilai PHP 813 juta dan CN235 ke Vietnam dengan nilai US$ 18 juta,” kata Harry.

Share.

Comments are closed.