Kopassus Punya Standar Profesional Menghadapi Pelbagai Polemik

0

Jakarta, Teritorial.Com – Usai sudah polemik berkepanjangan dalam Pilpres 2019, dimana Presiden Joko Widodo sebagai petahana bersama Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin menjalankan roda kepemimpinan periode 2019-2024. Kendati masih menyisakan ketidakpuasan di sebagian kalangan masyarakat atas keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) tentang sengketa Pilpres 2019 beberapa waktu lalu, diharapkan tidak akan ada lagi konflik dan polemik berkepanjangan. Hal ini nantinya terkait pula dengan aparat keamanan yakni TNI dan Polri yang bertugas meredam konflik di masyarakat melalui pendekatan preventif demi menjaga kesatuan dan persatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

“Kita harus menghormati apapun putusan MK. Memang dipastikan ada pihak yang puas dan tidak puas. Itu hal yang biasa. Sekarang, marilah kita semua bersama-sama mendukung apa yang sudah diputuskan, dan tingkatkan persatuan serta terus menjaga kesatuan demi NKRI,” ujar Komandan Jenderal (Danjen) Kopassus, Mayjen (TNI) I Nyoman Cantiasa saat dimintai komentar seputar hasil Pilpres 2019 beberapa waktu lalu. Cantiasa juga mengingatkan kepada para prajuritnya untuk berpegang teguh pada standar profesionalisme yang tinggi dalam menghadapi polemik pemilu.

Lebih jauh Cantiasa mengatakan, Kopassus memiliki sejarah prestasi panjang dalam menjaga tegak dan utuhnya NKRI. Kesetiaan satuan ini dalam mengawal konstitusi pun sudah teruji melalui berbagai peristiwa sejarah bangsa. Untuk itulah, menurut Cantiasa, setiap prajurit yang tergabung dalam Kopassus bertanggung jawab untuk menjaga nama baik serta reputasi yang sudah ditorehkan dengan perjuangan yang panjang. “Sebagai pembina Korps Baret Merah, saya mengimbau kepada seluruh warga Baret Merah agar tetap menjaga nama besar satuan yang kita cintai ini,” imbuh Cantiasa.

Menyoal posisi Kopassus sendiri di masyarakat, Cantiasa  berharap para prajuritnya bekerja dengan sebaik-baiknya dan harus memberikan keselamatan bagi bangsa Indonesia. Selain itu, tidak boleh ada satu pun prajurit Kopassus yang bertindak karena inisiatif pribadi, kelompok, maupun pihak-pihak lain di luar garis komandonya. “Tidak boleh ada prajurit Kopassus yang mengeluarkan komentar, apalagi bernada provokatif dalam media sosial maupun secara lisan. Pegang teguh prinsip ini setiap waktu. Para unsur komandan bawahan agar selalu mengecek pelaksanaannya di satuan masing-masing,” ujar Cantiasa.

Karier Cemerlang

Menjadi anggota pasukan khusus Kopassus yang serba bisa, tangguh dan gagah berani, adalah sebuah kebanggaan tersendiri bagi prajurit TNI Angkatan Darat (TNI AD). Apalagi bisa menjadi pimpinan tertinggi pasukan “Baret Merah”, sungguh merupakan pencapaian karier militer nan cemerlang. Cantiasa, merasakan lagi sebuah penghargaan terbaik sebagai prajurit. Dia duduk di kursi Komandan Jenderal Kopassus atau Danjen Kopassus tepat pada 25 Januari 2019.

Danjen Kopassus yang sebelumnya dijabat Mayjen TNI Eko Margiyono yang mendapat tugas baru sebagai Panglima Kodam (Pangdam), sedangkan Cantiasa sebelumnya menjabat sebagai Perwira Staf Ahli Tingkat III Bidang Polkamnas Panglima TNI. Jabatan yang diemban Cantiasa sebagai Danjen Kopassus ini sangat bergengsi dan strategis sebagai prajurit TNI AD.

Cantiasa memulai karier militer di korps baret merah setelah  usai menjadi lulusan terbaik Akademi Militer (Akmil) 1990.  Bersama Kopassus, kiprah Cantiasa tak asing lagi. Dari berpangkat letnan dua, penerima penghargaan Adhi Makayasa ini, sudah menjadi Dan Unit Den 81 Gultor/Kopassus. Di Kopassus, Cantiasa hingga berpangkat kapten. Dalam rentang waktu itu, dia pernah menjabat Dan Unit Den 81 Gultor/Kopassus, Wadan Sub Tim 2 Den 81 Gultor/Kopassus, Dantim Den 81 Gultor/Kopassus dan Dantim Intel Grup 3 Sandhi Yudha / Kopassus.

Ketika berpangkat Mayor, pria kelahiran Buleleng, Bali, 26 Juni 1967 ini bertugas di Pusat Pendidikan dan Latihan Pasukan Khusus (Pusdikpassus). Di sekolah awal (Kawah Candradimuka) untuk melatih pasukan para komando itu, Cantiasa pernah menjabat sebagai Komandan Sekolah Staf dan Komando (Danseko Pusdikpassus) dan Dansepara Pusdikpassus.

Hingga 2010, Cantiasa masih bertugas di Kopassus dengan berpangkat Letnan Kolonel (Letkol), terdapat tiga posisi sudah dilalui. Dandenma Kopassus, Waasintel Danjen Kopassus dan Dansat-81/Kopassus. Pada 2012, tibalah Cantiasa naik pangkat menjadi Kolonel. Dia menjabat komandan Pusdikpassus (Danpusdikpassus). Setahun kemudian, bapak tiga anak ini menjadi Pamen Ahli Bidang Taktik Khusus Gultor Danjen Kopassus.

Pada medio 2014, kebersaman Cantiasa dengan Kopassus harus terhenti dan dimutasi menjadi Pamen Denma Mabesad (Dik Sesko TNI) dan menjabat Danmentar Akmil dan Danrem 163/Wirasatya pada 2015. Memasuki tahun 2017, Cantiasa sudah menjadi perwira bintang  berpangkat Brigadir Jendral. Jabatan yang diemban kala itu adalah Danrem 173/Praja Vira Braja. Masih di tahun yang sama, Cantiasa juga menjabat Kasdam XVII/Cenderawasih. Ketika pangkatnya menjadi Mayor Jenderal, Cantiasa menjadi Pa Sahli Tk. III Bid. Polkamnas Panglima TNI pada 2018, sebelum berakhir sebagai  komandan pasukan komando awal 2019.

Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto kembali merotasi perwira tinggi (Pati) TNI. Mutasi jabatan demi memenuhi kebutuhan organisasi dan pembinaan karier guna mengoptimalkan tugas-tugas TNI yang semakin kompleks dan dinamis. Berdasarkan Surat Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/81/I/2019, tanggal 25 Januari 2019 tentang pemberhentian dari dan pengangkatan dalam jabatan di lingkungan TNI, telah ditetapkan mutasi jabatan 104 Pati TNI yang terdiri atas 46 Pati jajaran TNI Angkatan Darat, 30 Pati jajaran TNI Angkatan Laut dan 28 Pati jajaran TNI Angkatan Udara.

Share.

Comments are closed.