Makassar, Teritorial.com – Akar permasalahan terorisme yang komplek sering kali membuat penyelesaian serta kebijakan yang sangat bersifat parsial, atau sektoral tidak mampun menjadi solusi tepat untuk memberantas bahkan menangkal terorisme itu sendiri.
Kodam XIV Hasanuddin menyatkan kesiapannya untuk berkerja sama dengan Universitas Hasanuddin (Unhas) dalam upaya menangkal radikalisme yang dikhawatirkan dapat menyasar dunia kampus. Hal tersebut tentuny sejalan dengan apa yang ditekankan oleh Pangdam Hasanuddin Mayjen TNI Agus Surya Bakti bahwa terorisme memiliki akar permaslahan yang kompleks dengan demikian butuh kerja sama terpadu.
Di sela acara berbuka puasa bersama di Rujab Mayjen Agus sapaan akrab beliau mengungkapkan bahwa Kodam Hasanuddin akan terus terbuka bagi masyarakat. Pihaknya selama ini terus berkoordinasi, kalaupun ada terindikasi paham radikal, akan ditindaklanjuti secepatnya untuk kemudian dicarakan alternatif, solusi dan jalan keluar terbaik.
Pada kesempatan itu, Pangdam Hasanuddin juga mengatakan sejauh ini belum terdeteksi adanya paham-paham radikal yang berjejaring di kampus Unhas. “Meskipun demikian, pengawasan anggota TNI dan aparat keamanan lainnya di kampus tetap dilakukan,kita akan cegah kampus dijadikan sebagai tempat bagi mereka beroperasi menebarkan fitnah dan paham radikalnya,” ujarnya.
Antisipasi yang dijalankan aparat keamanan, lanjut suami Bella Saphira ini, tetap pada pengawasan dan pemantauan keseharian mahasiswa serta memberikan pencerahan . Justru pendekatan pencegahan sejak awal diberikan sebelum terjadi, makanya harus diantisipasi jangan sampai terpengaruh hal-hal lain, salah satunya paham radikal.
Rektor Universitas Hasanuddin yang diwakili Seketraris Unhas Prof Nasaruddin Salam membeberkan bahwa pihak Kampus Unhas terus menggelar kegiatan positif dengan melakukan pengajian dan shalat berjamaan dua kali sebulan termasuk memberikan pendekatan ideologi kebangsaan kepada mahasiswa.
“Langkah antisipasinya adalah kita banyak program pengembangan karakter, di mana dilibatkan banyak kegiatan positif. Kalaupun ada terindikasi paham radikal, maka pertama kita lakukan pendekatan, sebab di kampus juga berlaku tata tertib dan kode etik mahasiswa,” beber dia.
Meskipun nanti dilakukan pendekatan-pendekatan lantas masih terindikasi paham tersebut dengan melakukan aktivitas menyimpang, tentu akan diputuskan melalui Komisi Displin kampus untuk memberikan pembinaan hingga paling tegas adalah pemecatan.
Menurut dia, pembinaan di Unhas sudah terstruktur mulai dari Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan, sampai pada jurusannya, dan sejauh ini pembinaan mahasiswa telah berjalan melalui Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang berkecimpung dalam kelembangaan. (SON)