Hankam

TNI AL Resmikan Dua Kapal Perang RI Baru, Kartoang-872 dan Mata Bongsang-873

Jakarta, Teritorial.Com – TNI Angkatan Laut (AL) meresmikan dua kapal perang Kartoang-872 dan Mata Bongsang-873 untuk memperkuat jajaran unsur patroli di bawah Satuan Patrol (Satrol) Lantamal X Jayapura dan Satrol Lantmal I Belawan.

Kedua kapal perang tersebut merupakan produksi dalam negeri oleh PT Karimun Anugrah Sejati dan kapal ini masuk ke dalam kelas Parl-Class dalam jajaran kapal perang TNI-AL.

Kapal perang Kartoang-872 dan Mata Bongsang-873 memiliki 22 saudara di dalam kelas Pari-class. Jajaran kapal dalam Pari-class adalah KRI Pari (849), KRI Sembilang (850), KRI Sidat (851), KRI Cakalang (852), KRI Tatihu (853), KRI Layaran (854), KRI Madidihang (855), KRI Kurau (856), dan KRI Torani (860).

Kemudian ada KRI Lepu (861), KRI Albakora (867), KRI Bubara (868), KRI Gulamah (869), KRI Posepa (870), dan KRI Escolar (871).

Dari sisi persenjataan, kapal perang dilengkapi dengan dua unit radar dan senjata meriam 30 mm dan akan diawaki 35 prajurit. Dilansir dari situs Royal Institution of Naval Arcihtects, senjata ini mampu menyerang target dengan jarak maksimum 3 kilometer yang dapat menembakkan 225 peluru per menit.

Bila mengacu pada beberapa kapal PC-40M lainnya, senjata meriam 30 mm dibekali dengan pelacak electro-optical yang bisa mendeteksi target sejauh 10 km.

Kapal Patroli Cepat 40 M ini memiliki spesifikasi dengan panjang 45,5 meter, lebar 7,9 meter dan bobot 220 ton. Kapal ini mampu melaju dengan kecepatan maksimal 24 knots, kecepatan jelajah 17 knots dan kecepatan ekonomis 15 knots

Redaksi Teritorial

About Author

You may also like

Hankam

Kapolri Dikukuhkan Sebagai Guru Besar Ilmu Kepolisian

Jakarta,Teritorial.com- Kapolri Jenderal Tito Karnavian dikukuhkan sebagai guru besar bidang Ilmu Kepolisian Studi Strategis Kajian Kontra Terorisme di Sekolah Tinggi
Hankam

Menhan akan segera laporkan permintaan maaf AS kepada presiden

Jakarta territorial.com-Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu akan segera melaporkan permintaan maaf Menhan Amerika Serikat (AS), James Mattis, terkait insiden ditolaknya Panglima