Washington, Teritorial.Com – Turki akan mendapatkan dua pesawat jet tempur siluman F-35 lagi pada Maret 2019. Hal itu disampaikan kepala program F-35, Wakil Laksamana Mat Winter di Arlington, Virginia. Jumlah tersebut hanya proses awal dari rencana Turki yang berniat mengakuisisi 100 unit jet tempur produksi Lockheed Martin Amerika Serikat (AS) itu pada tahun-tahun mendatang.
Dari keterangan Winter kepada wartawan mengatakan dia tidak melihat indikasi perubahan dalam pengiriman 100 jet tempur yang dipesan Turki. “Pentagon harus menyerahkan laporan kepada Kongres dalam 90 hari dari Undang-Undang Otorisasi Pertahanan 2019 yang diberlakukan,” ujarnya, seperti dikutip Anadolu, Rabu (3/10/2018).
Mengacu pada amandemen Undang-Undang Otorisasi Pertahanan Nasional yang melarang penjualan F-35 ke negara yang menunjukan sikap berseberangan dengan AS.
tidak menutup kemungkinan jika Undang-undang tersebut kemudia memblokir pengiriman pesawat tempur canggih itu dirancang Kongres. Mereka melakukannya sebagai respons atas keputusan Turki yang nekat membeli sistem rudal pertahanan S-400 Rusia.
Adapun bentuk kerja sama akuisis alutsista yang dilakukan Turki dengan AS menjadi sangat fenomenal dimana kedua sering kali berselisih paham terkait pembahasan politik bahkan di forum-forum internasional sekalipun. Alasan lainnya karena Ankara menahan pastor AS, Andrew Brunson, atas tuduhan mendukung kelompok teroris. Sampai saat ini Pentagon belum mengeluarkan laporan tentang hubungan Turki-Amerika.
Pentagon pernah memperingatkan Kongres AS bahwa pemblokiran pengiriman jet tempur ke Turki bisa mengganggu program F-35, di mana Ankara menjadi salah satu anggota yang ikut mendanai. F-35, jet siluman yang dibangun oleh Lockheed Martin, dianggap sebagai salah satu peralatan militer AS yang paling mahal, dengan biaya pembuatan rata-rata sekitar USD100 juta.
Winter mengatakan bahwa kantornya telah memberikan informasi teknis dan program untuk laporan tersebut dan akan mengirimkannya dalam 90 hari. Turki sebelumnya menerima kiriman dua jet tempur F-35 pertamanya pada akhir Juni pada sebuah upacara di Fort Worth, Texas. Meski telah diserahkan, pesawat itu belum boleh diterbangkan ke Ankara dan digunakan untuk latihan pilot Ankara.
Ankara yang merupakan anggota NATO telah bergabung dalam program F-35 sejak tahun 1999. Industri pertahanan Turki telah mengambil peran aktif dalam produksinya, termasuk Alp Aviation, AYESAS, Kale Aviation, Kale Pratt & Whitney dan Turki Aerospace Industries yang membuat bagian pertama dari produksi F-35.