Kapal Induk Jepang Buat Gerah Tiongkok

0

Okinawa, Teritorial.com – Komitmen kerjasama dengan Tiongkok sukseskan One Belt One Roads (OBOR), sebagai Langkah politis Shinzo Abe Perdana Menteri Jepang ternyata tidak berpengaruh besar dalam meredam persaingan strategis dengan negara tirai bambu tersebut.

Melihat perkembangan Angkatan Laut Tiongkok, pemerintah Jepang memerintahkan kapal pengangkut helikopter kelas Izumo dikonversi menjadi kapal yang mampu meluncurkan jet tempur. Kebijakan ini diambil di tengah ketegangan dengan Tiongkok dan Korea Utara (Korut).

Kapal sepanjang 248 meter itu akan menjadi kapal Jepang pertama yang mampu meluncurkan pesawat tempur sejak Perang Dunia Kedua, yang menandai kelanjutan preyeksi kekuatan yang dilakukan Jepang dalam satu dekade terakhir ini. Meyerah ditangan Amerika Serikat tanpa syarat di Perang Dunia ke-II, Jepang terpaksa menandatangani sebuah kesepakatan yang menjanjikan untuk tidak membangun senjata offensive dan untuk mengubah militernya menjadi kekuatan defensif.

Proyeksi kekuatan yang dilakukan Jepang melalui modernisasi alutsista tentunya dipengaruhi oleh eskalasi konlfik di kawasan Asia-Pasifik dimana Tiongkok dan Korea Utara (Korut) seolah tidak lagi dapat dikendalikan. Manuver politik yang dilakukan ke dua negara Komunis tersebut merupakan ancaman nyata bagi Jepang.

Modernisasi Alutsista Tuai Tanggapan Tiongkok

Mengomentari apa yang dilakukan oleh Abe, Juru bicara kementerian luar negeri China Hua Chunying menyampaikan “Kami mendesak Jepang untuk melakukan lebih banyak hal yang dapat membantu meningkatkan rasa saling percaya dan mempromosikan perdamaian dan stabilitas regional,” seperti dikutip dari Daily Express, Kamis (28/12/2017).

Tiongkok telah memperingatkan langkah tersebut dapat melanggar klausul “no-war” konstitusional Jepang. Tiongkok menganggap kekhawatiran Jepang merupakan hal yang berlebihan. Peningkatan anggaran pertahanan serta modernisasi alutsista dengan membuka kerjasama pertahanan dengan AS di bidang industri pertahanan justru akan semakin meningkatkan distrust antar keduanya.

Perdana Menteri Shinzo Abe telah menuai kritik setelah menandatangani kesepakatan senjata termasuk satu dengan AS untuk membeli 42 F-35A. F-35A membutuhkan landasan pacu dan tidak sesuai untuk kapal pengangkut kelas Izumo yang dikonversi, bagaimanapun, telah disarankan agar pesanan tersebut dapat diubah untuk menyertakan F-35B yang mampu melakukan landas vertikal.

Media lokal telah melaporkan biaya konversi yang harus dikeluarkan Jepang mencapai 500 juta, sebuah angka yang akan meroket USD 4 miliar USD jika sebuah kapal jensi serupa kembali diditambahkan. Diperkirakan kapal induk tersebut akan melakukan patroli daerah-daerah yang disengketakan di Laut Cina Timur dimana China dan Jepang keduanya mengklaim kedaulatan atas Kepulauan Senkaku.

Ekspansi tersebut terjadi setelah terungkap bahwa Jepang sedang membangun baterai rudal di sebuah pulau di dekat China. Menteri Pertahanan Itsunori Onodera mengkonfirmasi bahwa rudal tersebut dibutuhkan untuk melindungi pulau tersebut dari invasi. Langkah tersebut merupakan bagian dari ekspansi militer yang akan melihat baterai rudal jelajah anti-kapal dan anti-pesawat terbang yang bergabung dengan garnisun pasukan dan instalasi radar yang dipasang di pulau-pulau Jepang. (SON)

Share.

Comments are closed.