Paris- Menteri Pertahanan RI, Prabowo Subianto menandatangani Persetujuan Kerja Sama Pertahanan / Defence Cooperation Agreement (DCA) Indonesia-Prancis, saat melakukan pertemuan bilateral dengan mitranya, Menteri Pertahanan Prancis, Florence Parly, di Hôtel de Brienne, kantor Kementerian Pertahanan Prancis, di Paris (28/06).
Pembentukan DCA merupakan hasil dari pertemuan kedua menteri bulan Januari 2020. Setelah melalui perundingan cukup panjang, di tengah pandemi Covid-19, kedua menteri menyepakati teks DCA, yang tidak saja menjadi payung penguatan kerja sama pertahanan tetapi juga memperkokoh kemitraan strategis kedua negara yang ditandatangani pada tahun 2011.
“DCA menjadi payung penting bagi kerja sama pertahanan yang komprehensif antara Indonesia dan Prancis ke depan yang saling menguntungkan di berbagai bidang yang menjadi kepentingan kedua negara,” sebut Menhan RI.
DCA memperluas cakupan kerja sama pertahanan Indonesia-Prancis. Beberapa bidang kerja sama yang akan menjadi fokus antara lain, pendidikan dan pelatihan militer; ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang industri pertahanan; kerja sama pasukan pemeliharaan perdamaian; pemberantasan terorisme; serta pengembangan dan penelitian industri pertahanan termasuk produksi bersama. Selain itu, DCA juga memuat kerja sama terkait bantuan kemanusiaan dan penanganan bencana seperti pandemi Covid-19 yang hingga saat ini masih belum mereda.
Melalui penandatanganan DCA, kedua negara juga berpeluang memaksimalkan potensi dan keunggulan (competitive advantage) kekuatan masing-masing seperti pengembangan keamanan siber dan kerja sama alutsista untuk memajukan kapasitas industri pertahanan Indonesia dan menjadikan Indonesia sebagai bagian dari global production chain produk alutsista.
Adanya DCA diharapkan dapat meningkatkan interaksi kedua negara di bidang pertahanan, sebagai salah satu sektor kerja sama utama dalam kesepakatan kemitraan strategis kedua negara. “Saya mengharapkan DCA akan dapat meningkatkan komunikasi dan kerja sama tidak saja antara Kementerian Pertahanan, tetapi juga antara angkatan bersenjata kedua negara, seperti antara kedua angkatan udara dan darat, khususnya di bidang pelatihan dan pendidikan”, tutur Menhan RI.
Dalam pertemuan, kedua menteri saling bertukar pikiran atas berbagai isu yang menjadi kepentingan bersama, khususnya upaya untuk memperkuat kerja sama pertahanan. Kedua menteri melihat banyak peluang kerja sama yang dapat segera dilakukan untuk dapat berkontribusi di kawasan, khususnya dalam mendukung implementasi ASEAN Outlook on Indo-Pacific (AOIP) dan French Strategy in the Indo-Pacific.
Pada pertemuan tersebut, Menhan RI didampingi Dubes RI, Asisten Khusus Menhan RI, dan Atase Pertahanan RI.