531 Pengungsi Etnis Rohingya Mendarat di Aceh

0

Bireuen, Teritorial.com – Sebanyak 531 pengungsi etnis Rohingya pada Minggu (19/11/2023), mendarat di provinsi paling barat di Indonesia, Aceh dengan menggunakan tiga perahu. Menurut badan PBB yang menangani pengungsi, jumlah ini adalah salah satu yang terbesar sejak kekerasan terjadi pada kelompok minoritas di Myanmar pada 2017.

Mayoritas etnis muslim Rohingya dianiaya di Myanmar, dan ribuan orang setiap tahunnya mempertaruhkan nyawa mereka ikut perjalanan laut yang mahal dan berbahaya. Seringkali pengungsi Rohingya menggunakan perahu kecil untuk mencoba pergi ke Malaysia atau Indonesia.

Menurut Faisal Rahman dari badan pengungsi PBB UNHCR, salah satu perahu yang mendarat di Kabupaten Bireuen, Aceh berisi 256 orang. Kemudian perahu yang lain berisi 239 orang mendarat di Pidie, Aceh, dan satu perahu kecil berisi 36 orang mendarat di Aceh timur. “Ditemukan di beberapa titik,” kata Rahman, Minggu.

Dari 256 penumpang kapal yang tiba Bireuen, berisi 110 perempuan dan 60 anak-anak, katanya.

Menurut Rahman, perahu ini yang pernah didorong kembali ke laut oleh penduduk setempat pada Kamis, sehingga harus berada di lepas pantai selama beberapa hari.

Menurut pejabat setempat, kedatangan pengungsi terbaru ini berarti lebih dari 800 orang telah mendarat di Provinsi Aceh pada minggu ini saja, setelah 196 orang tiba pada hari Selasa dan 147 orang pada Rabu,.

Para pengungsi tersebut ditahan di tempat penampungan sementara sambil menunggu keputusan pihak berwenang mengenai nasib mereka, dan sebagian besar dalam keadaan sehat.

Sekretaris Daerah Kabupaten Bireuen Ibrahim Ahmad mengatakan kepada wartawan, keputusan itu akan diambil oleh lembaga lain.

Di Pidie, Marfian seorang nelayan setempat mengonfirmasi kepada AFP bahwa sebuah perahu berisi hampir 250 pengungsi mendarat semalam.

Menurut UNHCR lebih dari 2.000 warga Rohingya diyakini telah melakukan perjalanan berisiko ke negara-negara Asia Tenggara lainnya pada 2022.

Menurut perkiraan badan tersebut, hampir 200 orang Rohingya tewas atau hilang tahun lalu ketika mencoba melakukan pelayaran laut yang berbahaya.

Share.

Comments are closed.