Jakarta, Teritorial.Com – Kapolri Jenderal Tito Karnavian buka puasa bersama Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Jabodetabek. Dalam acara itu, Tito menyampaikan pentingnya gerakan mahasiswa dalam membangun bangsa.
“Di negara ini banyak perubahan terjadi karena peran mahasiswa, oleh karena itu mahasiswa ini menjadi hal penting karena tidak terlibat partai politik dan masih memiliki ideologi, gerakan mahasiswa memiliki peran penting. Oleh karena itu Polri merasa bahwa mahasiswa menjadi mitra yang penting dalam membantu Polri dalam menjaga situasi kamtibmas,” kata Tito dalam sambutannya, seperti disampaikan oleh Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen M Iqbal dalam keterangannya kepada redaksi Selasa (29/5/2018).
Acara ini digelar di Gedung Wisma Bhayangkari, Jakarta Selatan. Hadir dalam acara ini beberapa pejabat utama Mabes Polri seperti Kabaintelkam Komjen Lutfi Lubihanto, Kabaharkam Polri Komjen Moechgiyarto, Wakil Kepala Badan Intelijen Keamanan Irjen Lucky Hermawan, Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto, Kadiv Propam Polri Irjen Martuani Sormin, Kakorlantas Irjen Royke Lumowa, Dankor Brimob Polri Irjen Rudi Sufahriadi, Kapolda Metro Jaya Irjen Idham Azis, Kapolres jajaran Polda Metro Jaya dan kurang lebih 200 orang perwakilan BEM Se-Jabodetabek.
Situasi Pilkada yang berpotensi rawan politik menjadi salah satu perhatian polisi dalam menjaga kamtibmas. Ia pun mengapresiasi mahasiswa yang turut mendinginkan suasana di masa kampanye ini.
Langkah kita menjelang 27 juni, kita telah melihat potensi Pilkada ini mendingin karena beberapa hal, yaitu karena momen lebaran di mana publik akan mulai sibuk mengurus lebaran mulai sehingga tensi politik yang mulai memanas ini akan larut dengan adanya cuti lebaran. Kita tidak antipolitik dan harus mendukung proses Pilkada agar dapat berjalan baik,” tuturnya.
Momen piala dunia juga diyakini dapat membantu mendinginkan suhu politik saat ini. Untuk itu, Kapolri mengajak mahasiswa untuk bersama-sama dalam megelola potensi konflik
Kita dapat menjadi kawan dalam persamaan kepentingan. Kita akan menghadapi proses pemilu dan Asian Games, kita perlu bersama mengelola ini, agar situasi dalam menghadapi event-event ke depan tetap sukses dan kondusif,” lanjutnya.
Penyebaran ideologi terorisme diharapkan tidak menular kepada para mahasiswa. Sebab tidak bisa dipungkiri, mahasiswa saat ini menjadi salah satu sasaran doktrinasi kelompok teroris.
“Saat ini penyebaran ideologi terorisme ini terus berkembang hal ini merupakan akar permasalahan terorisme, tetapi kita sudah melakukan langkah-langkah untuk mengantisipasi terorisme ini. Kita sudah melakukan penangkapan tetapi hal ini tidak akan menyelesaikan masalah sebelum akar masalah diselesaikan. Untuk saat ini kita harus bisa membangun ketahanan terutama dikalangan muda ini lebih selektif, karena sasaran utama mereka adalah kalangan muda,” tuturnya.
Mahasiswa juga diminta untuk lebih selektif dalam menerima informasi yang beredar di media sosial. “Oleh karena itu saya harap mahasiswa jangan pernah ikut menyebarkan berita-berita yang tidak jelas agar selektif dalam menyebarkan berita. Jika mendapatkan berita agar kita menyaring dan tidak menyebarkan berita tidak baik itu, agar memanfaatkan kecerdasan keilmuan sebagai inteliktual pemuda dalam memfilter media sosial,” katanya.