Di Aceh, Menhan Minta Komponen Bangsa Perkuat Infrastruktur Pertahanan

0

Aceh, Teritorial.Com – Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu meminta semua komponen bangsa untuk memperkuat infrastruktur pertahanan guna menghadapi beragam ancaman termasuk perang cuci otak.

“Ancaman yang kita hadapi semakin kompleks, baik ancaman yang belum nyata maupun ancaman nyata, seperti ancaman perang cuci otak,” katanya, saat memberikan pengarahan kepada prajurit TNI Kodam Iskandar Muda di Banda Aceh, Rabu seperti dikutip dari Antara, Rabu, (4/7/2018).

Ia mengatakan ada enam hal pedoman penting untuk memperkuat infrastruktur pertahanan, yakni komunikasi yang efektif antara pemimpin dan anak buahnya, strategi negara menghadapi ancaman nyata, penguatan cara berpikir (mindset) seluruh komponen bangsa menghadapi perang cuci otak, penanaman nilai-nilai kesadaran bela negara, situasi aktual pasca-Pilkada Serentak 2018 dan Pilpres 2019, serta pentingnya peningkatan profesionalisme prajurit.

Ryamizard menuturkan fenomena potensi ancaman terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) terbagi dua dimensi, yakni ancaman belum nyata berupa ancaman perang terbuka antarnegara, dan ancaman sangat nyata yang sedang dan kemungkinan dapat dialami setiap negara di kawasan, baik secara sendiri-sendiri maupun yang bersifat lintas negara.

“Saat ini seluruh belahan dunia tengah menghadapi potensi ancaman sangat nyata, yakni terorisme dan radikalisme generasi ketiga pasca-Al Qaeda dan DAESH, bencana alam, narkoba, dan yang paling berbahaya adalah ancaman perang cuci otak,” kata mantan Kepala Staf Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (Kasad) tersebut.

Selain itu, purnawirawan bintang empat TNI AD tersebut menyatakan, ada beberapa isu faktual yang di kawasan, yakni situasi di Semenanjung Korea, perkembangan di Laut China Selatan, isu trilateral pengamanan Laut Sulu dari potensi ancaman ISIS Asia Timur, serta perkembangan krisis Rohingya.

“Untuk menghadapi beragam potensi ancaman tersebut diperlukan konsep pembangunan mindset seluruh rakyat Indonesia melalui penanaman wawasan kebangsaan yang berlandaskan Pancasila sebagai ideologi negara agar tidak mudah dipengaruhi dan terprovokasi oleh upaya pencucian otak dari kelompok tertentu,” ujarnya.

Selain itu, ia mengemukakan, desain strategi pertahanan negara diarahkan dengan konsep perang rakyat semesta (total warfare) yang melibatkan pembangunan seluruh komponen bangsa dilandasi penanaman nilai-nilai kesadaran bela negara disertai pembangunan kekuatan TNI dengan alat utama sistem persenjataan (alutsista)-nya sebagai komponen utama pertahanan negara.

“Intinya, hanya ada satu kata kunci untuk menghadapi keniscayaan masuknya beragam potensi ancaman fisik dan non-fisik, yaitu perkuat identitas dan jati diri bangsa, perkuat persatuan serta kesatuan bangsa dengan penanaman nilai-nilai Pancasila dan kesadaran bela negara,” demikian Ryamizard Ryacudu.

Share.

Comments are closed.