Jabat Seswantanas, Apakah Doni Monardo Masuk Kotak?

0

Bandung, Teritorial.com – Komentar terkait mutasi jabatan yang menambahkan bintangnya menjadi tiga atau letnan jenderal (Letjen) menjadi Sekretaris Jenderal (Sesjen) Dewan Ketahanan Nasional (Wantannas), tuai banyak kontroversial.

Karier jebolan Akademi Militer 1985 ini terbilang moncer. Sejumlah pos strategis pernah didudukinya. Doni sempat menjabat Komandan Grup A Paspampres (2008), Danrem 061/Surya Kencana (2010) dan Wadanjen Kopassus (2011). Nama Doni harum ketika ditugaskan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjadi Wakil Komando Satuan Tugas untuk membebaskan kapal MV Sinar Kudus yang dibajak perompak Somalia.

Bintangnya makin terang ketika menjadi Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Danpaspampres) pada 2012. Lalu didapuk menjadi Danjen Kopassus di 2014. Selang satu tahun Doni digeser menjadi Pangdam XVI/Pattimura. Lalu jenderal tinggi besar ini dipercaya menduduki jabatan Pangdam di Jawa Barat.

Namun yang menjadi pertanyaan adalah dengan bintang tiga dipundaknya sekarang ini apakah dapat menghantarkan Doni menuju posisi KSAD, masih belum dapat dipastikan. Ketua Pusat Studi Politik dan Keamanan (PSPK) Universitas Padjadjaran Muradi menyebut Doni salah satu jenderal paling bersinar di angkatannya.

Namun Doni harus bersaing ketat dengan junior-juniornya yang sudah lebih dahulu berpangkat Letjen untuk menjadi Kasad. Muradi mencontohkan karier beberapa perwira tinggi TNI setelah diplot di Wantannas. Hingga saat ini belum ada yang menjadi orang nomor satu di Angkatan Darat, seperti Letjen Waris (2012-2015), Letjen Muhammad Munir (2015-2016) dan Letjen Nugroho Widyotomo (2016-2018).

“Tiga dari Sesjen Wantannas habis karier di situ. Peluang berat kecuali ada preferensi politik lain,” ujar Muradi kepada merdeka.com, Senin (19/3).

Jika melihat peta saat ini, Muradi yang juga mengajar di Prodi Peperangan Asimetris Universitas Pertahanan menganalisa, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto berasal dari Akmil 1986. Satu tingkat di bawah Hadi ada lulusan terbaik (1987) Letjen Muhamad Herindra yang didapuk menjadi Inspektur Jenderal TNI. Lalu Letjen Andika Perkasa yang menjabat Komandan Kodiklat. Di atas keduanya ada Wakasad Letjen Tatang Sulaiman (1986).

“Ini menyangkut regenerasi, di TNI perlu penyegaran,” tuturnya. Kasad Jenderal Mulyono sendiri akan masuk masa pensiun April 2019 nanti.

Jenjang angkatan ini, Muradi menilai sama halnya dengan di kepolisian dan Angkatan Udara. Kapolri Jenderal Tito Karnavian berasal dari Akpol 1987, Kasau Marsekal TNI Yuyu Sutisna jebolan 1986. “Kemungkinan nanti pergantian Kasal akan diisi dari angkatan 86 dan 87,” tandasnya. (SON)

Share.

Comments are closed.