Jakarta, Teritorial.com – Sebagai wujud sinerjitas TNI Polri yang telah ditekankan oleh Marsekal Hadi sejak menjabat sebagai Panglima TNI, mendapat sambutan positif dari publik. Upaya Panglima TNI Marsekal, Hadi Tjahjanto, menggelar “diplomasi kopi” dan “diplomasi Sukhoi” dengan Kapolri Jenderal, Tito Karnavian, diapresiasi.
Pendekatan Panglima TNI kepada jajarannya dan Kapolri itu dapat menjaga soliditas antar prajurit terutama untuk mensukseskan agenda-agenda strategis. Agenda-agenda strategis diantaranya Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak pada 2018 serta Pemilihan Presiden dan Pemilu Legislatif pada 2019.”Diplomasi menunjukkan Panglima TNI punya komitmen menjaga dan merawat soliditas dan solidaritas, baik di internal TNI ataupun dengan Polri,” tutur Direktur Eksekutif Center of Intelligence and Strategic Studies (CISS) Ngasiman Djoyonegoro, Jumat (22/12/2017).
Berselang tiga hari setelah menjabat sebagai Panglima TNI, Hadi menerima kunjungan Tito bersama sejumlah perwira tinggi Polri di Markas Besar TNI.Di kesempatan itu, Hadi menawarkan untuk melakukan pertemuan lanjutan sambil menikmati kopi di atas KRI Bima Suci milik TNI AL atau pesawat Hercules VVIP milik TNI AU. Hadi menyebut pertemuan lanjutan itu sebagai “diplomasi kopi”.
Sementara, istilah “diplomasi Sukhoi” muncul setelah Marsekal Hadi mengajak Kapolri Jenderal Tito Karnavian, Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Mulyono dan Kepala Staf Angkatan Laut Ade Supandi menaiki pesawat Sukhoi SU-30 di Landasan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu (20/12/2017).
Keempat Pesawat Sukhoi didatangakan dari Bandara Sultan Hasanuddin Makassar Menurut Ngasiman Djoyonegoro, sinergi antara TNI dan Polri mutlak diperlukan demi suksesnya hajatan politik. Selain itu, dalam pandangannya, gencarnya diplomasi yang dilakukan TNI penting untuk memantapkan barisan dalam rangka menghadapi segala ancaman. “Di era digital sekarang ini, perang bukan hanya dalam bentuk fisik, namun perang bisa dalam bentuk lain, seperti perang siber,” kata dia.
Dia menjelaskan, perang siber atau cyber war merupakan perang dunia maya yang bertujuan melemahkan keamanan negara melalui akses terbuka (baik diperoleh secara legal atau ilegal) data-data negara dan warga melalui jejaring information and communication technology (ICT).
Oleh karena itu, dia menyambut baik upaya Panglima TNI yang secara responsif melakukan konsolidasi dan diplomasi untuk memperkuat soliditas, baik terhadap semua Matra di tubuh TNI ataupun lembaga-lembaga negara lainnya, seperti halnya dengan Polri. “Melalui upaya diplomasi yang dilakukan saat ini, upaya memperkuat soliditas demi mensukseskan aganda-agenda strategis pemerintah akan lebih mudah terealisasi,” tambah penulis buku “Intelijen di Era Digital” itu. (SON)