TERITORIAL.COM, JAKARTA – Dokter kini mencatat semakin banyak anak muda terserang stroke. Penyakit yang dulu identik dengan lansia ini kini juga mengancam mereka yang berusia di bawah 40 tahun. Tekanan pekerjaan tinggi, stres berkepanjangan, serta gaya hidup tidak sehat menjadi pemicu utama peningkatan kasus tersebut.
Beban Kerja Berat Tingkatkan Risiko Stroke
Dokter spesialis neurologi lulusan Universitas Indonesia dr. Bambang Tri Prasetyo, Sp.N, Subsp. NIOO(K), FINS, FINA menjelaskan bahwa beban kerja berat dapat meningkatkan stres, sehingga mempercepat penyempitan pembuluh darah di otak yang akhirnya memicu stroke.
Ia menegaskan bahwa banyak pasien muda datang ke rumah sakit dengan gejala stroke akibat stres kerja yang tidak terkontrol.
Gaya Hidup Modern Perburuk Kesehatan
Bambang juga menilai gaya hidup modern, seperti kebiasaan makan cepat saji, tidur larut, dan jarang berolahraga, memperparah risiko stroke pada usia muda.
Kebiasaan tersebut dapat menurunkan metabolisme tubuh dan meningkatkan risiko gangguan pembuluh darah.
“Faktor risiko stroke terlihat dari perubahan perilaku hidup. Mereka yang tinggal di perkotaan cenderung memiliki beban kerja tinggi dan stres berat, ditambah kebiasaan merokok yang memperparah risikonya,” ujar Bambang, Selasa (28/10).
Kandungan nikotin yang ada di dalam rokok membentuk plak yang menempel di dinding pembuluh darah, sehingga dapat mempersempit aliran darah menuju otak dan meningkatkan risiko stroke secara signifikan.
Bambang mengingatkan, meski seseorang masih muda, efek jangka panjang dari merokok bisa memicu penyakit serius.
Olahraga dan Hidrasi Bantu Jaga Kesehatan
Aktivitas fisik rutin, seperti berjalan kaki 30–60 menit setiap hari, membantu melancarkan sirkulasi darah dan menurunkan tekanan darah.
Selain itu, masyarakat disarankan mengonsumsi air putih sekitar dua liter per hari serta mengurangi asupan kafein berlebihan dari kopi atau teh.
Pengelolaan stres yang baik juga dapat menekan risiko stroke dengan cara beristirahat cukup, berolahraga ringan, serta melakukan relaksasi seperti meditasi untuk menjaga keseimbangan tubuh dan pikiran.
Kenali Gejala Stroke
Bambang menekankan pentingnya mengenali gejala stroke sejak awal agar penanganan bisa dilakukan secepat mungkin.
Kelemahan mendadak pada wajah atau tangan, bicara pelo, dan gangguan keseimbangan merupakan tanda utama yang tidak boleh diabaikan.
Ia menegaskan bahwa setiap menit sangat berharga dalam menentukan peluang pemulihan pasien.
Pencegahan Dimulai dari Pemeriksaan Rutin
Dalam upaya mencegah stroke, Bambang mendorong masyarakat rutin memeriksa tekanan darah, kolesterol, dan gula darah sebagai langkah awal mendeteksi risiko sejak dini.
Ia juga mengajak masyarakat menjaga pola makan dengan memperbanyak konsumsi buah, sayur, dan makanan rendah garam serta lemak jenuh.
Bambang menutup pesannya dengan ajakan agar masyarakat mulai peduli pada kesehatan sejak dini.
Menurutnya, stroke dapat menyerang siapa saja, bahkan yang tampak sehat, sehingga kesadaran menjaga pola hidup sehat menjadi langkah terbaik untuk melindungi diri dari risikonya di usia muda.

