Dolar Rp 15.000, Sri Mulyani: Bukan Cuman Indonesia yang Mata Uangnya Anjlok

0

Jakarta, Teritorial.com – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih mengalami depresiasi dalam beberapa waktu terakhir ini . pada selasa kemarin nilai tukar rupiah hampir mencapai 15.00 per dollar AS. rupiah melemah sekitar 9,85 persen adapun berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok 14.891 per dolar AS, menguat jika dibanding dengan patokan sehari sebelumnya yang ada di angka 14.927 per dolar AS.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan pertemuan dengan menteri dan pimpinan lembaga di bidang ekonomi pada Senin 3 September 2018 sore. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan, dalam pertemuan dibahas persoalan nilai tukar rupiah dan kondisi terkini perekonomian Indonesia. “Hari ini kami bersama-sama Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, dua Menko, dan Mendag melaporkan ke Presiden mengenai kondisi terkini ekonomi Indonesia,” kata Sri Mulyani di Istana Kepresidenan Jakarta usai pertemuan.

Turut dibahas mengenai pergerakan inflasi dan stabilitas harga pangan dalam negeri. Termasuk dinamika ekonomi global dan krisis yang menimpa Argentina.”Kami melihat pergerakan global, kami terus waspadai karena dinamika yang berasal dari sentimen Argentina ini tinggi sekali dan kadang dikombinasikan dengan kondisi di negara emerging yang lain,” ujarnya.

Dan untuk mengantisipasi tekanan global terhadap nilai tukar dan perekonomian Indonesia, pemerintah telah mempersiapkan langkah-langkah khusus.Di antaranya, Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) harus melakukan koordinasi dalam menghadapi gejolak nilai tukar rupiah. “Dari dalam negeri langkah pemerintah dari otoritas moneter dan OJK akan disinergikan. Koordinasi dari sisi informasi, langkah demi stabilitas akan terus di-share sehingga kami terus lakukan penyesuaian kalau memang akan dilakukan,” jelasnya.

Dalam pertemuan tertutup yang dilakukan Jokowi di Istana Merdeka Jakarta kemarin,tidak hanya Sri Mulyani turut serta hadir juga Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, dan Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution. Selain itu, ada Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso dan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo.

Dalam menanggapi hal ini Ekonom Samuel Sekuritas Ahmad Mikail mengatakan, mata uang dolar AS bergerak melemah terhadap beberapa mata uang dunia seperti euro dan pound sterling menyusul pernyataan Presiden The Fed St Louis James Bullard bahwa The Fed harus menghentikan kenaikan tingkat suku bunga.”Risiko perang dagang dan data ekonomi yang belum cukup kuat menjadi salah satu alasan bagi pejabat The Fed itu untuk menghentikan kenaikan suku bunga,” ujarnya yang dikutip dari Antara.

Di tengah situasi itu, mata uang rupiah diuntungkan. Namun, masih adanya risiko yang tinggi bagi mata uang negara-negara berkembang akibat krisis keuangan yang terjadi dan dapat menahan apresiasi rupiah.

CR: Heni Pratiwi

Share.

Comments are closed.