Nusa Dua, Teritorial.com – Bank Dunia (World Bank/WB) berkomitmen untuk memberikan pembiayaan atau pinjaman kepada pemerintah Indonesia untuk mendukung proses rehabilitasi dan rekonstruksi bencana di Lombok dan Sulawesi Tengah (Sulteng).
Chief Executive Officer Bank Dunia, Kristalina Georgieva menyebutkan pembiayaan tersebut sebesar US$ 1 miliar, atau sekitar dengan Rp 15 triliun (kurs Rp 15.000)
“Pada hari Jumat saya mengunjungi kota Palu di Sulawesi bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla. Sangat menyedihkan melihat kehancuran dan mendengar kisah-kisah mereka yang terdampak,” kata Kristalina di Sofitel Luxury Hotel Nusa Dua, Bali, kemarin.
Pembiayaan itu juga akan disertai dengan hibah senilai US$ 5 juta sebagai bantuan teknis di bidang perencanaan. Dana hibah ini juga untuk memastikan bahwa proses rekonstruksi berjalan baik.
“Upaya bantuan cepat pemerintah sangat kuat dan mengesankan. Karena kami memasuki fase rekonstruksi, kami menyediakan dukungan hingga US$ 1 miliar,” jelas dia.
Bantuan yang diberikan Bank Dunia ini sudah termasuk bantuan tunai kepada 150.000 keluarga miskin yang menjadi korban bencana dalam jangka waktu enam bulan sampai satu tahun.
Bantuan itu juga termasuk modal pembangunan fasilitas publik seperti rumah sakit, sekolah, jembatan, jalan, jalan raya, hingga air bersih dan sanitasi.
Bank Dunia baru-baru ini melaporkan kerugian atas kerusakan fisik sekitar US$ 531 juta. Di mana terdiri dari sektor perumahan sekitar US$ 181 juta, sektor non perumahan sekitar US$ 185 juta. Sedangkan infrastruktur sekitar US$ 165 juta.
Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan bahwa pemeritah Indonesia mengapresiasi perhatian dan dukungan seluruh kalangan terhadap bencana yang terjadi di Indonesia.
“Pemerintah menghargai perhatian dan dukungan masyarakat internasional pada saat kami membutuhkan, termasuk dari World Bank Group,” ujar Sri Mulyani.
“Karena memulihkan kehidupan dan mata pencaharian masyarakat yang terkena bencana alam adalah prioritas utama pemerintah,” tambah dia.