Mamasa, Teritorial.Com – Gempa bumi berkekuatan 4,7 Skala Richter (SR) mengguncang sisi Tenggara Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat pada pukul 04.20 WITA. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan, gempa terjadi akibat pergerakan sesar Saddang dan lokasi episentrumnya berada di darat. Gempa tidak berpotensi tsunami.
“Gempa ini tidak berpotensi tsunami,” ucap Pelaksana tugas (Plt.) Kepala Balai Besar Meteorologi dan Geofisika (BBMKG) Joharman dalam akun instagram @infobmkg pada Senin (7/1/2019).
Hasil analisis mengenai jenis gempa yang ditentukan BMKG diperoleh berdasarkan data episentrum dan hiposentrum. BMKG memastikan lokasi pusat gempa berada di koordinat 3,06 LS dan 119,50 BT. Kedalaman hiposentrumnya mencapai 10 kilo meter. Masyarakat yang berada di Kabupaten Mamasa dipastikan merasakan guncangan dengan skala III-IV Modified Mercali Intensity (MMI).
Menurut MMI, guncangan yang terjadi tergolong ringan (light) hingga ringan (weak). Dengan skala itu juga, perkiraan kerusakan yang terjadi dipastikan minim hingga tidak ada. “Masyarakat diimbau tetap tenang dan memantau informasi BMKG,” ucap Joharman.
Sebelumnya, gempa juga mengguncang Provinsi Sulawesi Utara pada pukul 01.25 WIB dini hari dengan kekuatan 5,1 SR. Posisinya berada di 146 km timur laut dari Kepulauan Siau Tagulandang Biaro, Sulawesi Utara.
BMKG pun mencatat gempa ini memiliki titik episentrum di koordinat 2,40 N dan 126,73 E dengan kedalaman 10 km. BMKG juga belum merilis informasi mengenai kerusakan atau wilayah yang turut menerima guncangan yang terjadi di laut ini. “Gempanya terasa sekali, saya sampai terbangun. Dinding rumah panggung bergoyang dan guncangannya barusan sekitar kurang lebih 5 detik,” kata Alpius, warga Toraja Utara.
Belum ada laporan kerusakan akibat peristiwa gempa bumi tersebut, namun kekuatan gempa dirasakan hingga di Toraja, Polman, dan sekitarnya. BMKG merilis bahwa gempa tersebut tidak berpotensi Tsunami. BMKG mengimbau Warga tetap waspada akan gempa susulan yang sewaktu-waktu bisa terjadi.