Jakarta, Teritorial.Com – Nilai tukar rupiah melemah dan menembus kisaran Rp. 14.128 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini, Kamis (25/4/2019). Rupiah tercatat melemah 0,16 persen dibandingkan penutupan Rabu (24/4) yakni Rp. 14.105 per dolar AS.
Analis Monex Investindo Dini Nurhadi Yahsyi menjelaskan tertekannya nilai tukar rupiah saat ini disebabkan oleh harga minyak yang melonjak pasca AS meminta delapan negara pengimpor minyak dari Iran untuk menyetop aktivitas beli. Jika tidak, AS akan memberikan sanksi kepada kedelapan negara tersebut.
Atas himbauan AS itu, harga minyak diprediksi akan naik lantaran persediaan minyak dunia mengetat. Kenaikan harga tentunya akan memberikan kerugian kepada Indonesia lantaran posisi Indonesia sebagai negara importir minyak. Naiknya harga minyak akan memberatkan nilai impor, memperlebar neraca transkasi berjalan, dan pada akhirnya akan menggerus cadangan devisa Indonesia.
Lebih lanjut Dini menjelaskan pelaku pasar sangat sensitif dengan potensi devisa lantaran devisa adalah instrumen utama Bank Indonesia (BI) dalam melakukan intervensi di pasar valuta asing.
“Seperti biasa, kondisi cadangan devisa selalu sensitif terhadap sentimen pasar. Jadi ada kekhawatiran defisit cadangan devisa bisa menekan kurs rupiah terhadap dolar AS,” ujar Dini seperti dilansir dari CNNIndonesia.com, Kamis (25/4).
Pelaku pasar juga masih mengantisipasi hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI yang akan berlangsung hari ini. BI diprediksi masih menahan suku bunga acuan BI 7 Days Reverse Repo Rate (7DRRR), sehingga kalau pun rupiah melemah, pelemahannya bersifat terbatas.
“Sehingga untuk hari ini rupiah akan ada di rentang Rp14.035 per dolar AS hingga Rp14.140 per dolar AS,” tandasnya.
Selain Rupiah, mata uang utama Asia lainnya juga menunjukkan pelemahan terhadap dolar AS. Won Korea Selatan juga melemah sebesar 0,61 persen, peso Filipina melemah 0,25 persen, ringgit Malaysia melemah 0,19 persen, dan dolar Singapura melemah 0,02 persen.