BLORA, Teritorial.com – Kalangan petani di Kabupaten Blora sambat. Mereka mengeluhkan harga gabah yang anjlok saat panen. Anjloknya harga gabah mengakibatkan para petani merugi. Sebab hasil panen tidak sebanding dengan biaya produksi. Penderitaan semakin lengkap karena jatah pupuk dikurangi pemerintah.
Satu hektare lahan kini hanya mendapatkan jatah satu kuintal pupuk. Petani semakin menjerit ketika ada kabar pemerintah akan impor beras.
“Kami keberatan kalau pemerintah impor beras,” kata Sukarji, petani asal Desa Tegalgunung, Kecamatan Blora, Selasa (9/3/2021). Bupati Blora Arief Rohman berjanji akan berkoordinasi dengan Bulog terkait penyerapan gabah petani di wilayahnya.
“Saya juga akan berkoordinasi dengan Dinas Sosial tentang bantuan pangan non tunai atau BPNT,” kata Arief Rohman. Jika masih ada BPNT, Bupati minta berasnya diambilkan dari petani Blora.