JAKARTA , Teritorial.com – Presiden Joko Widodo (Jokowi) didampingi Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto membuka secara resmi pameran industri pertahanan terbesar di Asia Tenggara, Indo Defence 2022 Expo & Forum, di JIexpo Kemayoran, Jakarta, Rabu (2/10/2022).
Jokowi bersama Prabowo beserta sejumlah pejabat negara lainnya menyaksikan demo yang menampilkan kemampuan prajurit TNI dan kendaraan produksi dalam negeri saat operasi militer. Selain itu melakukan kunjungan dan berinteraksi ke sejumlah stan peserta pameran.
Jokowi mengatakan, saat ini industri pertahanan dalam negeri baik BUMN dan swasta telah berkembang sangat bagus. Hal ini terkait pemerintah telah memberikan ruang yang luas kepada swasta untuk ikut membangun industri pertahanan Indonesia. “Saya kira ini sebuah perkembangan yang sangat baik dan yang paling penting kita bisa mengadopsi sebanyak mungkin teknologi-teknologi baru di bidang pertahanan militer. Yang paling penting itu,” tegas Jokowi.
Sementara itu, Managing Director PT Napindo Media Ashatama, Arya Seta Wiriadipura menjelaskan, Indo Defence 2022 Expo & Forum diselenggarakan kegiatan Indo Aerospace dan Indo Marine. Adapun pameran ini untuk kali pertama digelar lagi setelah dua tahun tertunda akibat pandemi. “Animo peserta cukup tinggi mengingat sudah dua tahun tertunda akibat pandemi. Tercatat 905 perusahaan dari 59 negara turut hadir. Pengunjung kami targetkan 30.000 orang selama perhelatan berlangsung,” ungkap Arya.
Lebih jauh Arya menegaskan, kegiatan kali ini adalah yang terbaik dan terbesar dengan mengambil tiga lokasi yakni di Jiexpo Kemayoran, Pangkalan TNI AL Pondok Jagung dan Lanud Halim Perdana Kusuma. Menurut Arya, perhelatan ini dimanfaatkan maksimal para pelaku bisnis baikmlokal maupun internasional untuk melakukan kegiatan usaha baik G-to-G maupun B-to-B. “Di hari pertama sudah ada 19 kesepatan bersama dari perusahaa dalam negeri dengan asing. Dan itu disaksikan langsung Presiden Jokowi dan Menhan Prabowo,” ungkap Arya.
Satu hal berbeda dari kegiatan ini adalah terdapat tiga lokasi berbeda. Tujuannya adalah untuk mengakomodir industri dari masing-masing matra berkenaan dengan teknologi kemiliteran. “Kami ingin agar oara visitor bisa melihat langsung static aircraft atau static naval dengan utuh. Di Halim ada lebih dari 10 aircraft yang ditampilkan. Sedangkan di Pondok Dayung hampir semua naval ship yang dimiliki TNI AL hadir disana. Dan yang pasti semua buatan dalam negeri,” tutup Arya.