Minahasa, Teritorial.Com – Ambruknya proyek pembangunan jalan tol di Minahasa, Sulawesi Utara, Selasa siang (17/4/2018) manambah daftar panjang cerita kelam pembangunan tol pembawa maut di tanah air. Pasalnya tidak hanya sekali peristiwa serupa terjadi.
Sebelumnya, pada 22 September 2017, proyek pembangunan Tol Bocimi di Desa Cimande Hilir, Caringin, Kabupaten Bogor ambruk dan memakan korban. Dalam peristiwa naas ini, Maman (38) seorang warga menjadi tumbal.
Sebulan kemudian, tepatnya 29 Oktober 2017, di Desa Cukurgondang, Kecamatan Grati, Pasuruan, Jawa Timur, sebuah insiden pembangunan tol pembawa maut kembali terjadi. Dimana girder atau balok beton penyambung tiang yang menopang proyek Tol Pasuruan-Probolinggo ambruk saat proses pembangunan. Seorang pekerja bernama Heri Sunandar merenggang nyawa usai tertimbun material bangunan.
Tak berhenti disitu, cerita kelam pembangunan proyek tol pun kembali berlanjut. Dimana pada tanggal 30 Desember 2017, kontruksi beton proyek Tol Pemalang-Batang, di Jawa Tengah ambruk. Untungnya peristiwa tersebut tidak memakan korban jiwa. Meski demikian, kerugian material yang diterima pemerintah tak sedikit.
Setelah tiga kasus ambruknya Tol Bocimi, Tol Pasuruan-Probolinggo, dan Tol Pemalang-Batang, lagi-lagi kabar ambruknya pembangunan proyek tol kembali menggegerkan publik tanah air.
Sebuah tiang penyangga kontruksi Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu atau yang biasa dikenal Bekayu yang terletak di Jalan DI Panjaitan, Jakarta Timur, pada 20 Februari 2018 lalu runtuh. Sebanyak 7 orang menjadi korban.
Sementara itu, mengenai insiden ambruknya Tol Manado-Bitung yang terjadi di desa Tumaluntung, Kabupaten Minahasa Utara memakan korban 3 orang pekerja. Peristiwa naas ini terjadi sekitar sekitar pukul 15.00 WITA.
Menurut Kepala Kantor SAR Manado, Mochamad Arifin ketiga korban adalah Sugeng dan Muktar dari Blitar, serta Dadi asal Bandung. Para korban selanjutnya dievakuasi ke Rumah Sakit (RS) Lembean.
Arifin mengatakan, evakuasi akan terus dilakukan. “Jadi akan dikeluarkan sebelum cor mengeras. Namun terkait penyebab secara teknis kami serahkan ke kontraktor, kami hanya mengevakuasi,” terangnya.
Dilansir dari Manadopost, proyek jalan tol Manado-Bitung ini memang sedang dikebut pemerintah. PT Jasa Marga Manado Bitung (JMB) melakukan percepatan guna memenuhi target pengoperasian yang telah ditetapkan. Hingga saat ini progres konstruksi Jalan Tol waManado-Bitung capai 14,97
Beberapa waktu lalu, Direktur Utama PT JMB, George IMP Manurung selaku dari PT Jasa Marga (Persero) Tbk mengatakan bahwa pihaknya selalu melakukan percepatan atau akselerasi pembangunan fisik konstruksi dan pembebasan lahan bagi jalan tol dengan total panjang 39,9 km ini.