Daerahku

Hari Kelima Pencarian, Tim SAR Kejar Cari 10 Korban Longsor Cilacap

Tim SAR dikerahkan mencari korban longsor di Cilacap.

TERITORIAL.COM, JAKARTA – Hari kelima operasi pencarian pasca longsor di Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, Cilacap, berlangsung dengan strategi yang semakin terorganisir. Meski 13 jenazah telah berhasil dievakuasi, tim SAR masih menyisakan sekitar 10 korban yang belum ditemukan.

Koordinator Operasi SAR Longsor Cibeunying, Muhammad Abdullah, menjelaskan bahwa sejak pagi tim kembali menerbangkan drone thermal.

“Drone thermal sudah kita terbangkan sejak hari pertama, dan hari ini tetap kita gunakan dalam rangka memastikan lokasi pencarian aman bagi pekerjaan,” ujar Abdullah kepada wartawan.

Tidak hanya itu, anggota K9 SAR turut diturunkan. Sebelum alat berat mulai bekerja, anjing pelacak akan meneruskan penyisiran. Jika anjing tersebut mengindikasikan jejak korban, tim akan langsung menggunakan ekskavator untuk menggali material longsoran.

Agar proses evakuasi lebih cepat, SAR menambah alat berat, yakni meliputi 22 unit ekskavator telah bekerja sejak pagi dan direncanakan bertambah hingga 25 unit, 17 pompa air (alkon) terus dinyalakan untuk mengatasi genangan air di lokasi, hingga peralatan ekstrikasi juga disiapkan untuk membuka reruntuhan bangunan dan bongkahan material besar yang menutup akses.

Sejauh ini, SAR telah mengevakuasi 13 jenazah korban longsor. Menurut Deputi BNPB Mayjen TNI Budi Irawan, medan sangat menantang karena material longsoran setebal 3 hingga 8 meter.

Salah satu korban terakhir yang ditemukan adalah Kasrinah (47). Ia ditemukan di Worksite A-2 oleh tim gabungan pada Minggu siang lalu.

Operasi SAR ini melibatkan ratusan personel dan berbagai instansi. Lebih dari 600 personel dikerahkan dalam misi pencarian. 19 anjing pelacak (K9) dari Basarnas, Polri, dan TNI ikut diterjunkan untuk melacak korban di bawah puing longsoran.

Salah satu hambatan utama adalah cuaca. Pada hari kedua, operasi sempat dihentikan akibat hujan deras yang mengguyur lokasi. Kepala SAR Cilacap, Abdullah, menyatakan bahwa tanah yang tidak stabil bisa membahayakan tim. Namun, mereka berencana melanjutkan pencarian begitu hujan mereda dan medan dinilai aman.

Kronologi Longsor Cilacap

Sebelum longsor, wilayah Majenang, terutama di Desa Cibeunying dan sekitarnya, diguyur hujan lebat dalam beberapa hari terakhir. Curah hujan tinggi ini menjadi penyebab utama labilnya struktur tanah di perbukitan sekitar pemukiman warga.

Longsor terjadi pada Kamis, 13 November 2025, sekitar pukul 19.00–20.00 WIB, di dua dusun yakni Dusun Tarukahan dan Dusun Cibuyut, Desa Cibeunying.

Sekitar 16 rumah tertimbun longsoran. Selain rumah yang tertimbun, ada retakan tanah sepanjang puluhan meter.

Menurut pendataan awal oleh BPBD dan Basarnas, 46 orang terdampak, terdiri dari 23 selamat, 2 meninggal, dan 21 hilang dalam pencarian awal.

Pada Jumat, 14 November, tim SAR menemukan satu jenazah bernama Yuni di Worksite B-1 sekitar pukul 10.43 WIB.

Pada Sabtu, 15 November, SAR menemukan tiga korban lagi: Muhammad Hafiz (6 tahun), Nurisnaini (30), dan Asmanto (70) di titik yang sama (Worksite A2).

Pada Minggu, 16 November, SAR menemukan korban lagi bernama Kasrinah (47) di Worksite A-2 pukul 12.03 WIB.

Koordinator Operasi, Muhammad Abdullah, menyampaikan harapannya, “Hari ini kami melakukan pencarian terhadap 10 korban. Mohon doanya kepada seluruh masyarakat Indonesia agar semua korban dapat ditemukan.”

Kayla Dikta Alifia

About Author

You may also like

Daerahku

Kementerian Pertahanan Tinjau Pembangunan Kawasan Perbatasan Di Kalbar

Kalimantan Barat, Teritorial. Com – Kementerian Pertahanan dalam hal ini Direktorat Jenderal Strategi Pertahanan, pada tanggal 23 sampai dengan 25
Daerahku

Satgas Yonif PR 432 Kostrad Jaga perbatasan RI-PNG

Papua Barat, Teritorial.com- Prajurit Satgas Yonif PR 432, akhir november tiba desember awal langsung menempati jajaran pos sepanjang perbatasan sekotr