Jakarta, Teritorial.Com – Kementerian Badan Usaha Milik Negara atau BUMN menegaskan risiko gagal bayar utang BUMN belum terlalu besar.
Sebab, sejauh ini pinjaman yang dilakukan sejumlah BUMN masih dalam kisaran aman secara Debt to Equity Ratio (DER) atau rasio perbandingan jumlah utang terhadap ekuitas.
Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis dan Media Kementerian BUMN, Fajar Harry Sampurno membantah utang Badan Usaha Milik Negara telah mencapai angka Rp4.200 triliun.
Menurut Fajar, sebenarnya utang seluruh BUMN masih di angka Rp1.200 triliun.
“Dari Rp4.200 sekian T (yang disebutkan) itu kan yang utang cuma Rp1.200, sisanya itu kan dana pihak ketiga,” kata Fajar beberapa waktu lalu.
Saat ditanya mengenai antisipasi pemerintah terkait utang BUMN yang sudah besar, Harry mengatakan, saat ini utang perusahaan pelat merah masih kecil.
“Ukurannya adalah Debt to Equity Ratio, kalau itu ukurannya masih kecil-kecil kok. Kan jelas, semuanya DER-nya masih jauh, masih di bawah satu,” ucapnya.