JAKARTA, Teritorial.com – Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menyatakan telah memasang pelantang suara peringatan dini banjir di sejumlah titik rawan banjir di wilayah ibu kota RI tersebut.
Kini, pengadaannya akan ditambah di sejumlah lokasi yang anggarannya masuk dalam Program Pengelolaan Risiko Bencana dengan total anggaran hingga Rp4,3 miliar.
Namun, sejumlah warga korban banjir di Jakarta mengaku tak mendengar peringatan banjir dari Toa yang dikelola langsung BPBD DKI Jakarta tersebut. Beberapa warga yang ditemui mengaku tahu kabar banjir dari sesamanya, media massa, dan media sosial.
Sahuri (66), warga RT 5 RW 7 Kelurahan Bidara Cina, Jatinegara, Jakarta Timur, mengaku tak mendengar suara peringatan banjir yang merendam rumahnya sehari setelam malam pergantian tahun 2019 ke 2020 lalu. Kabar banjir justru ia dengar dari anaknya lewat berita di internet.
“Nggak terdengar,” kata Sahuri.
Berdasarkan pantauan, lokasi Toa peringatan dini banjir untuk warga Bidara Cina berada di Sekretariat RW 7. Lokasinya berjarak lebih dari 200 meter dari rumah Sahuri.
Pelantang suara itu dipancang dengan tiang dengan tinggi sekitar 5 meter, dan terdiri atas empat toa yang mengarah ke berbagai arah mata angin.
Warga Kelurahan Bidara Cina lain, Nur Hidayat juga mengaku tak mendengar suara pengumuman dini banjir di kelurahannya. Padahal, rumah Hidayat berada di samping Sekretariat RW 07, tempat toa itu berada.
Hidayat mengaku memang sempat mendengar suara lewat toa itu. Menurutnya, bunyinya mirip suara sirine yang dibunyikan satu sampai tiga kali sesuai peringatan level siaga prediksi banjir akan datang. Tapi, katanya, itu sudah lama.
“Suara sirine. Oooeeeeettt gitu,” ujar Hidayat, Kamis (16/1), dengan menirukan suara sirine yang pernah ia dengar
“Saya juga nggak ngerti rusak atau gimana. Cuma emang dari tahun kemaren juga nggak bunyi. Pas banjir nggak bunyi” sambungnya.
Salah satu warga di kelurahan Bidara Cina yang rumahnya terkena banjir, TIas, mengaku tak menghiraukan apapun saat air bah merendam rumahnya tahun baru lalu. Ia juga menilai keberadaan toa untuk peringatan dini banjir juga tak efektif.
“Masa kita mau pantengin toa. Udah nggak mikirin apa-apa dah,” imbuhnya.