GIANYAR, Teritorial.Com – Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Eko Putro Sandjojo menyatakan bahwa ada tiga masalah yang bisa menghambat pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi terbesar kelima di dunia pada 2050.
“Masalah stunting, kemiskinan dan sampah plastik,” kata Eko saat berkunjung ke Desa Singakerta, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali, Jumat (6/7/2018).
Ketiga masalah itu juga ikut dibahas bersama Presiden Bank Dunia Jim Young Kim yang berkunjung ke Indonesia beberapa hari ini.
Pemerintah saat ini fokus mengatasi persoalan tersebut salah satunya melalui pemanfaatan dana desa yang diklaim sudah semuanya disalurkan ke desa-desa di Indonesia.
Dana desa diminta tak sekadar digunakan untuk membangun infrastruktur, tapi juga buat menumbuhkan perekomian demi mengatasi kemiskinan.
Stunting atau gizi buruk yang masih menimpa sebagian anak Indonesia, menurut Eko, berdampak pada pertumbuhan otak anak-anak, sehingga pendidikan mereka terganggu dan akan menghasilkan generasi tidak cerdas.
Alokasi dana pendidikan di Indonesia mencapai Rp400 triliun, tapi pemanfaatkan tak bisa dimaksimalkan jika masih terkendala masalah stunting.
Masalah ini bisa menghambat pertumbuhan ekonomi dan gejolak sosial. Maka, Eko meminta agar dana desa yang bersumber dari APBN dan dikelola langsung oleh desa harus dipakai juga untuk mengatasi stunting di desa-desa.
Selain stunting, Eko mengatakan sampah juga jadi masalah serius yang juga bisa menghambat pertumbuhan ekonomi.
Eko, pagi tadi, berkunjung ke sebuah hutan manggrove di Bali dan melihat banyak sampah di sekitar akar pohon bakau di sana.
“Ini bisa mematikan sektor pariwisata,” ujarnya.
Dia meminta agar dana desa juga digunakan untuk mengelola sampah terutama yang organik. Sampah organik bisa diolah salah satunya untuk pupuk kompos yang bernilai ekonomis.
“Mengelola sampah bisa menghasilkan duit jadi banyak, desa di Indonesia bisa membuat bank sampah di desa-desa,” kata Eko.
Sementara Pejabat Bupati Gianyar, I Ketut Rochineng mengatakan dana desa yang dialokasi pemerintah pusat sangat berperan untuk meratakan pembangunan.
Di Gianyar, dana desa salah satunya digunakan untuk program padat karya tunai. “Program ini akan terjadi perluasan lapangan kerja,” ujarnya.
Tahun ini Gianyar dapat alokasi dana desa Rp51,9 miliar. Rochineng mengatakan hingga Juli 2018, sebanyak Rp31 miliar lebih sudah disalurkan ke desa-desa.