Akibat Kerusuhan, Pengungsi di Wamena Berjumlah 8.617 Berikut Daftar Lengkapnya

0

Wamena, Teritorial.Com – Gelombang eksodus ternyata bukan saja dari Wamena, Ibu Kota Jayawijaya, Papua. Warga tiga kabupaten juga lari dari kampung mereka karena adanya teror dan pengusiran dari kelompok yang tidak bertanggung jawab. Untuk sementara, pengungsian sekitar 8.617 warga dipusatkan di Kota Wamena, Sabtu (28/9). Selain warga Wamena, ribuan warga dari wilayah Kabupaten Tolikara, Yalimo, dan Lanny Jaya, juga angkat kaki dari kampung mereka.

Komandan Kodim 1702/Jayawijaya, Letkol Inf Candra Dianto, saat dihubungi melalui telepon, Sabtu (28/9), mencatat 3.200 pengungsi telah berada di Markas TNI. Pengungsi akan terus bertambah menyusul adanya arus warga dari Kabupaten Yalimo, Lanny Jaya dan Tolikara. “Di tempat kita sudah 3.200 pengungsi, bertambah lagi. Keseluruhan sekitar 5.500 orang. Jadi jumlah tetap karena ada yang turun ke Jayapura dan ada yang datang ke Wamena. Pengungsi berdatangan ke Wamena dari Kabupaten Yalimo, Lanny Jaya dan Tolikara,” kata Candra.

Sejak meninggalkan rumah pada awal pekan lalu (23/9), 5.500 orang yang terpaksa mengungsi ke markas Komando Distrik Militer 1702 Jayawijaya membutuhkan bantuan pakaian, makanan, serta barang-barang keperluan anak dan perempuan. Dandim Candra Dianto di Jayapura mengatakan, mayoritas warga yang mengungsi hanya membawa baju yang dipakai. Hal itu karena mereka berusaha menghindari kerusuhan di Wamena. Bantuan pangan dari pemerintah, menurutnya baru berfokus ke satu posko pengungsi saja. “Kami meminta informasi ini disebarkan seluas-luasnya agar banyak pihak yang tergerak untuk membantu para korban yang tengah mengungsi,” katanya melalui panggilan telepon, Sabtu (28/9).

Selain itu, bantuan dari Pemerintah Provinsi Papua hanya tersalur ke posko pengungsian Gedung Okumarek. Posko itu dibuka oleh Pemerintah Kabupaten Jayawijaya. Sampai saat ini, Komando Distrik Militer 1702 Jayawijaya hanya mengandalkan bantuan logistik dari yang tersedia di markas. “Pengungsi tidak mau ke Okumarek. Warga maunya di Kodim, sementara dapur lapangan Pemda ada di Okumarek,” katanya.

Karena itu, ia menyampaikan bahwa para pengungsi membutuhkan makanan dan pakaian. Selain itu, diperlukan susu dan popok bayi untuk balita, serta pembalut bagi pengungsi perempuan. Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Papua pun belum bisa memastikan jumlah keseluruhan pasien korban demonstrasi anarkis di Wamena dan Jayapura pada Senin (23/9). kami belum bisa pastikan,” kata Kepala Seksi Rujukan Bidang Pelayanan Kesehatan (Yankes) Dinas Kesehatan Papua Darwin Rumbiak, kemarin (27/9).

Sebelumnya, Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Jayawijaya, dr.Felly Sahureka menyebutkan, ada 71 pasien yang luka-luka akibat kerusuhan. Aksi unjuk rasa yang berujung kerusuhan di Wamena, Jayawijaya, Papua itu mengakibatkan 30 orang meninggal dunia. Ratusan bangunan milik pemerintah maupun swasta dirusak dan dibakar oleh pengunjuk rasa. Sedangkan di Kota Jayapura, empat orang meninggal dunia. Tiga orang di antaranya warga sipil dan seorang anggota TNI AD atas nama Praka Zulkifli anggota 751 Raider.

Dokter Memilih Bertahan di Papua Meski Rekan Mereka Meninggal Dunia Dokter-dokter yang bertugas di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tiom, Kabupaten Lanny Jaya pun memilih bertahan untuk melayani warga setempat. Padahal, salah satu rekan mereka dr Soeko Marsetyo meninggal akibat demonstrasi itu. Kabupaten Lanny Jaya berdekatan dengan Wamena. Perjalanan dari Lanny Jaya ke Wamena menggunakan kendaraan melalui jalan darat memakan waktu tiga jam lebih. “Dokter-dokter yang bertugas di RSUD Lanny Jaya, mereka tidak pulang dan tetap tinggal melayani masyarakat di sini,” kata Direktur RSUD Tiom dr Nataniel Imanuel Hadi.

RSUD Tiom juga mengirim satu dokter spesialis bedah ke Wamena untuk membantu menangani korban demonstrasi. “Karena memang RSUD Wamena membutuhkan seorang dokter spesialis bedah, jadi kami memperbantukan seorang dokter spesialis bedah di RSUD Wamena,” katanya. Dia mengatakan bahwa setelah demonstrasi rusuh di Wamena, rumah sakit di daerah pegunungan saling membantu untuk melayani pasien.

Hingga saat ini untuk jumlah Pengungsi yang terdata 8.617 jiwa dengan rincian:

  1.  Pengungsi Polres Jayawijaya:
    a) Jumlah: 2.251 Orang
    b) Laki-Laki : 357 Orang
    c) Perempuan : 689 Orang
    d) Anak-anak : 1.046 Orang
  2.  Pengungsi Sub Denpom Wamena:
    a) Jumlah: 203 Orang
    b) Laki-Laki : 66 Orang
    c) Perempuan : 43 Orang
    d) Anak-anak : 94 Orang
  3. Pengungsi Koramil Wamena:
    a) Jumlah: 491 Orang
    b) Laki-Laki : 197;Orang
    c) Perempuan : 171 Orang
    d) Anak-anak : 123 Orang
  4. Pengungsi Gereja GKI Betlehem Wamena:
    a) Jumlah: 550 Orang
    b) Laki-Laki : 102 Orang
    c) Perempuan : 208 Orang
    d) Anak-anak : 240 Orang
  5. Pengungsi gereja Lachai Roi Hom-hom Wamena:
    a) Jumlah: 226 Orang
    b) Laki-Laki : 32 Orang
    c) Perempuan : 74 Orang
    d) Anak-anak : 12 Orang
  6. Pengungsi Gedung Basda Jalan Yossudarso Wamena:
    a) Jumlah: 91 Orang
    b) Laki-Laki : 44 Orang
    c) Perempuan : 23 Orang
    d) Anak-anak : 24 Orang
  7. Pengungsi Kodim 1702 Jayawijaya:
    a) Jumlah: 2.000 Orang
    b) Laki-Laki : 500 Orang
    c) Perempuan : 600 Orang
    d) Anak-anak : 900 Orang
  8. Pengungsi Gereja Adven Jalan Patimura Wamena:
    a) Jumlah: 147 Orang
    b) Laki-Laki : 46 Orang
    c) Perempuan : 61 Orang
    d) Anak-anak : 40 Orang
  9. Batalion 756 Wmx Wamena:
    a) Jumlah: 100 Orang
    b) Laki-Laki :20 Orang
    c) Perempuan : 50 Orang
    d) Anak-anak : 30 Orang
  10. Pengungsi Toko Jotun Jalan Bhayangkara Atas:
    a) Jumlah: 171Orang
    b) Laki-Laki : 90 Orang
    c) Perempuan : 30 Orang
    d) Anak-anak : 51 Orang
  11. Pengungsi Gereja Vila delfia jalan Bhayangkara:
    a) Jumlah: 132 Orang
    b) Laki-Laki : 40 Orang
    c) Perempuan : 70 Orang
    d) Anak-anak : 22 Orang
  12. Pengungsian masjid Nurul Hidayah Jalan Safri Darwin:
    a) Jumlah: 67 Orang
    b) Laki-Laki : 37 Orang
    c) Perempuan : 15 Orang
    d) Anak-anak : 15 Orang
  13. Pengungsian Gereja Betani Jalan Patimura Atas:
    a) Jumlah: 76 Orang
    b) Laki-Laki :14 Orang
    c) Perempuan : 20 Orang
    d) Anak-anak :42 Orang
  14. Pengungsian Hotel Rembo Jalan Irian:
    a) Jumlah: 26 Orang
    b) Laki-Laki : 11 Orang
    c) Perempuan :9 Orang
    d) Anak-anak :5 Orang
  15. Pengungsi Hotel Gran Sartika jalan Bhayangkara:
    a) Jumlah: 52 Orang
    b) Laki-Laki : 21 Orang
    c) Perempuan : 18 Orang
    d) Anak-anak : 13 Orang
  16. Pengungsian Gang Nirwana Wamena:
    a) Jumlah:52 Orang
    b) Laki-Laki :28 Orang
    c) Perempuan :18 Orang
    d) Anak-anak :6 Orang
  17. Pengungsian Musola Pasar Baru:
    a) Jumlah:95 Orang
    b) Laki-Laki :75 Orang
    c) Perempuan :15 Orang
    d) Anak-anak :5 Orang
  18. Pengungsian Gereja Evata Jalan SD Percobaan:
    a) Jumlah:264 Orang
    b) Laki-Laki :45 Orang
    c) Perempuan :65 Orang
    d) Anak-anak :154 Orang
  19. Pengungsian Irian bakti Jalan Yossudarso Wamena:
    a) Jumlah:41Orang
    b) Laki-Laki :16 Orang
    c) Perempuan :14 Orang
    d) Anak-anak :11 Orang
  20. Pengunsi Gereja Elsaday Wamena:
    a) Jumlah:300 Orang
    b) Laki-Laki :119 Orang
    c) Perempuan :96 Orang
    d) Anak-anak :85 Orang
  21. Musola LDI jalan Patimura:
    a) Jumlah:227 Orang
    b) Laki-Laki :80 Orang
    c) Perempuan :75 Orang
    d) Anak-anak :72 Orang
  22. Pengungsi Auri Wamena:
    a) Jumlah:120 Orang
    b) Laki-Laki :30 Orang
    c) Perempuan :50 Orang
    d) Anak-anak :40 Orang
  23. Pengungsi Kantor Kampung Latipo:
    a) Jumlah:138 Orang
    b) Laki-Laki :60 Orang
    c) Perempuan :43 Orang
    d) Anak-anak :35 Oran
  24. Pengungsi DPRD Wamena:
    a) Jumlah:93 Orang
    b) Laki-Laki :54 Orang
    c) Perempuan :16 Orang
    d) Anak-anak :23 Orang
  25. Pengungsi kelinik delima,CV Bukit Moria dan KV AOM:
    a) Jumlah:335 Orang
    b) Laki-Laki :126 Orang
    c)Perempuan :111 Orang
    d) Anak-anak :98 Orang
Share.

Comments are closed.