Bekasi, Teritorial.com – Pilpres 2019 yang bakal digelar tahun depan sudah mulai diramaikan dengan kemunculan sejumlah nama-nama politikus yang diprediksikan akan berlaga di pesta demokrasi tersebut.
Jika pada umumnya kandidat presiden selalu berasal dari seputaran politik Ibu Kota, kini nama Tuan Guru Bajang (TGB) Zainul Majdi yakni politisi asal Demokrat yang tengah mengisi jabatan sebagai Gubernur Nusa Tenggara Barat kian marak diperbincangkan baik di media massa maupun di sosial media.
Bahkan, TGB Zainul Majdi telah mendapatkan dukungan dari sejumlah elemen, salah satunya buruh. Jumat tanggal 2 Maret 2018, kelompok buruh yang menamakan diri “Solidaritas Buruh Cikarang Raya” menyatakan dukungannya terhadap Tuan Guru Bajang Zainul Majdi untuk maju di Pilpres 2019.
“Kami kaum buruh menyatakan dukungan kami kepada Tuan Guru Bajang Zainul Majdi agar tampil sebagai pemimpin bangsa,” kata Koordinator Solidaritas Buruh Cikarang Raya, Lukman Hakim saat membacakan deklarasi dukungan buruh terhadap TGB dalam keterangan tertulisnya.
Lukman menegaskan, dukungan kalangan buruh muncul setelah melihat kiprah Tuan Guru Bajang Zainul Majdi dalam mengelola isu perburuhan selama memimpin Nusa Tengara Barat dua periode. “Kami menilai kebijakan perburuhan beliau cukup baik selama di NTB, dan kebijakan pro buruh ini, kami harap dapat diterapkan di level nasional jika beliau tampil memimpin bangsa ini ke depan,” ujar Lukman.
Dalam hal penetapan upah buruh misalnya, Lukman menilai, Tuan Guru Bajang Zainul Majdi sudah berani menetapkan persentase kenaikan besaran upah buruh di atas persentase yang ditetapkan pemerintah. Seperti diketahui, Tuan Guru Bajang Zainul Majdi telah memutuskan Upah Minimum Provinsi Tahun 2018 naik sebesar 11,87%.
Besaran kenaikan UMP yang ditetapkan oleh TBG Zainul Majdi lebih tinggi dari usulan Apindo sebesar 8,71%, dan sedikit lebih rendah dari usulan serikat pekerja/buruh sebesar 13,96%. Sedangkan usulan pemerintah 11,71 persen Selain soal upah, Lukman menilai, Tuan Guru Bajang Dr. H. Zainul Majdi selama ini juga telah menunjukkan keberpihakan terhadap pekerja perempuan. “Beliau belum lama ini berani mewacanakan untuk menyetop pengiriman tenaga kerja wanita ke luar negeri.
TGB Zainul Majdi menilai, pengiriman TKW ke luar negeri berbahaya karena mengancam keselamatan perempuan. Dia menegaskan, apabila warga NTB ingin menjadi TKW, haruslah bekerja pada sektor-sektor formal yang menggunakan skill seperti menjadi bidan, guru, dokter dan lain-lain. Lukman mengaku kaum buruh mengapresiasi langkah ini. “Apalagi dalam mewujudkan rencana itu, beliau juga punya program pelatihan berbahasa asing bagi para calon tenaga kerja wanita yang akan diberangkatkan ke luar negeri,” kata Lukman.
Dia menilai, langkah tersebut sangat bagus karena akan menaikkan daya tawar tenaga kerja wanita Indonesia di luar negeri. Tuan Guru Bajang Zainul Majdi juga telah menetapkan minimal tenaga kerja wanita yang diberangkatkan adalah mereka yang berpendidikan setara diploma tiga agar tidak lagi bekerja pada sektor informal.
Lukman juga mengapresiasi prestasi Tuan Guru Bajang Zainul Majdi di bidang ketenagakerjaan yang berhasil menurunkan tingkat pengangguran di NTB. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat pengangguran terbuka di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) per Agustus 2017 mencapai 3,32% atau turun 0,62% dibanding posisi Agustus 2016 yang berada pada angka 3,94%. “Hal ini membuktikan kepiawaian seorang Tuan Guru Bajang Zainul Majdi yang bisa mengelola perekonomian daerah dengan baik”, tutupnya. (SON)