TERITORIAL.COM, BANDUNG– Media sosial kembali digegerkan dengan beredarnya rekaman video dan cuplikan CCTV yang memperlihatkan aparat gabungan Kepolisian dan TNI mengepung kampus Universitas Islam Bandung (Unisba) serta Universitas Pasundan (Unpas) Tamansari, pada Senin (1/9/2025) sekitar pukul 23.38 WIB.
Dalam video yang tersebar, terlihat aparat gabungan menyerbu area kampus sambil menembakkan gas air mata dan peluru karet. Suara rentetan tembakan terdengar jelas, sementara cuplikan CCTV di Jalan Tamansari, Kota Bandung, memperlihatkan kerumunan aparat dengan satu unit kendaraan taktis yang dikerahkan.
Situasi di dalam kampus tampak mencekam. Mahasiswa berlarian masuk ke gedung untuk berlindung, sementara satpam hingga relawan medis juga dilaporkan menjadi korban dalam pengepungan tersebut.
Peristiwa ini berawal dari aksi unjuk rasa mahasiswa di depan Gedung DPRD Jawa Barat pada Senin siang (1/9/2025) yang berakhir ricuh. Setelah massa dibubarkan, puluhan mahasiswa yang terluka dievakuasi ke kampus Unisba untuk mendapatkan pertolongan darurat.
Perlu diketahui, Unisba dan Unpas memang difungsikan sebagai zona aman untuk mendapatkan pertolongan pertama yang terkena dampak gas air mata maupun cedera akibat aksi unjuk rasa.
Namun, menjelang tengah malam, situasi berubah mejadi teror ketika aparat merangsek masuk dan menembaki area kampus yangs eharusnya menjadi zona aman tersebut dengan alasan mengejar provokator agar tidak terjadi aksi susulan yang dianggap membahayakan masyarakat.
“Tindakan tersebut merupakan bagian dari patroli gabungan skala besar untuk menjaga keamanan dan ketertiban umum pasca-demonstrasi yang dinilai anarkis,” ujar Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Hendra Rochmawan dalam keterangannya.
Sedikitnya 69 mahasiswa dilaporkan terkapar akibat tembakan gas air mata. Kondisi semakin parah karena akses ambulans yang hendak mengevakuasi korban tidak diperbolehkan masuk ke area kampus.
Peristiwa masuknya aparat ke lingkungan Unisba dan Unpas sontak memicu gelombang reaksi di media sosial. Tagar #AllEyesOnUnisba&Unpas pun mendominasi beranda platform X.
Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Bandung turut mengecam keras tindakan aparat. Melalui akun resmi mereka, @LBHBandung, aksi tersebut disebut sebagai bentuk teror negara.
“Menyerang kampus berarti menyerang kebebasan akademik, demokrasi, serta hak konstitusional mahasiswa untuk menyuarakan pendapat. Negara harus tahu batas, dan hari ini batas itu telah dilanggar secara terang-terangan,” tulis LBH Bandung.
Konten kreator sekaligus pengamat sosial-politik, Ferry Irwandi, juga angkat suara. Melalui akun Instagram Story miliknya pada Selasa (2/9/2025), Ferry menuding aksi penembakan gas air mata dan peluru karet ini bukan insiden tunggal, melainkan bagian dari pola kekerasan terencana yang sengaja dieksekusi di Bandung.
Menurut Ferry, tidak ada alasan yang bisa membenarkan aparat masuk dan menyerbu institusi pendidikan.
“Gagal di Jakarta, Jogja, dan Bekasi, sekarang mereka coba lakukan di Bandung dengan cara yang sangat kasar! Kami tidak peduli narasi asing atau mafia, yang ada di depan mata kami adalah mereka yang bersenjata. Mereka masuk kampus! Sekali lagi masuk kampus! Gas air mata ditembakkan. Tidak ada sedikitpun pembenaran untuk itu,” tulisnya.
Pernyataan keras Ferry Irwandi ini kian mempertegas kemarahan publik yang meluas di jagat maya.

