Tarakan, Teritorial.Com – Bakamla RI yang memliki peran sebagai penjaga laut nusantara kembali melaksanakan patroli udara dalam Operasi Udara Maritim di wilayah Indonesia Tengah, Tarakan, Kalimantan Tengah, beberapa waktu lalu.
Target operasi kali ini adalah pemantauan kegiatan illegal fishing, illegal logging, illegal mining, dan people smuggling. Operasi dengan sandi Bhuana Nusantara VIII ini fokus pada area perairan Tarakan dan Luwuk, Kalimantan Utara.
Saat beroperasi, personel mendeteksi 5 Kapal Ikan Asing (KIA) berbendera Filipina yang diduga sedang melakukan Ship-to-Ship (bongkar muat di atas kapal) di wilayah perairaan Kalimantan Utara. Selain itu, aktivitas penangkapan ikan dengan menggunakan alat tangkap trawl juga terjaring dalam pantauan.
Setelah mendapatkaan hasil deteksi tersebut, Tim Operasi Udara Maritim berkomunikasi dengan Tim Operasi Laut, dan Kantor Pusat Informasi Marabahaya Laut (KPIML) Bakamla RI yang kemudian berkoordinasi dengan Patmar TNI AL yang sedang beroperasi di Tarakan.
Selang beberapa saat, Patmar TNI AL menahan KIA Filipina tersebut untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut oleh pihak kemaritiman Indonesia terkait. Kegiatan pemantauan ini berlanjut ke Operasi Bhuana Nusantara IX dengan wilayah dan target operasi yang sama.
Tim Operasai Udara Maritim terdiri dari Letkol Bakamla Susilo Anggoro sebagai Supervisi, Mayor Bakamla Ferry Darmawan sebagai Komandan Operasi, Lettu Bakamla Ershad dan Letda Bakamla Diah Rosa sebagai observer, Serka Bakamla Riko sebagai komunikasi, serta Serka Fauzi sebagai citra udara dari TNI AU.