Jakarta, Teritorial.Com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) terus melakukan inovasi di bidang teknologi dan informasi. Salah satunya dengan menggagas National Digital Forecast atau prakiraan cuaca digital yang menjangkau hingga tingkat kecamatan. Kepala Bagian Hubungan Masyarakat BMKG Akhmad Taufan Maulana mengungkapkan, inovasi teknologi ini khusus melayani di bidang pelayanan masyarakat.
Dengan aplikasi National Digital Forecast atau prakiraan cuaca digital berbasis teknologi ini, maka akan mempermudah BMKG untuk menyajikan informasi data lebih akurat dan realtime. “Dengan teknologi ini, masyarakat Indonesia di pelosok dapat mengetahui informasi secara realtime, serta masyarakat akan siap menghadapi cuaca dan iklim secara realtime juga,” ujarnya.
Melalui teknologi yang dikembangkan, BMKG dapat memprakirakan cuaca yang sebelumnya 3 hari menjadi 7 hari ke depan dengan jangka waktu prakiraan yang semula setiap 6 jam menjadi lebih spesifik yaitu 3 jam. “Kami saat ini dapat memprediksi secara akurat dengan jangka waktu yang cukup pendek. Bahkan, dengan inovasi teknologi ini kami bisa memprediksi 3 hari ke depan yang membutuhkan waktu 6 jam. Tapi kini bisa diprakirakan dengan proses 3 jam untuk memprakirakan selama 7 hari serta lebih akurat, tentunya,” ujarnya.
Kepala Sub Bidang Prediksi Cuaca BMKG Agie Walanda Putra mengungkapkan, sistem teknologi prakiraan cuaca berbasis hingga kecamatan ini sebenarnya telah digunakan sejak awal tahun 2018. “Kami telah mengembangkan teknologi sistem ini kan sejak setahun lalu. Kalau sebelum-sebelumnya hanya menjangkau kabupaten, maka sekarang menjangkau hingga tingkat kecamatan,” tandasnya.
Dengan sistem ini, lanjut Agie, masyarakat yang berkeinginan mendapatkan informasi iklim dan cuaca yang tepat dan akurat dapat diwujudkan. “Infomasi BMKG ini diharapkan bisa menjangkau lebih luas lagi. Tentunya, dengan informasi yang akurat masyakat akan lebih mudah untuk beraktivitas dan mengantisipasi cuaca yang akan terjadi di daerahnya,” paparnya.
Agie juga menjelaskan bahwa masyarakat Indonesia harus lebih waspada dengan bencana hidrometerologi atau yang berhubungan dengan air, banjir, hingga hujan deras. Dengan sistem ini pun diharapkan masyakat dapat mengantisipasinya. Saat ini, lanjutnya, sistem prakiraan cuaca ini telah dipasang di 6.534 titik di kecamatan yang sebelumnya hanya dipasang di 416 titik di kabupaten di seluruh Indonesia.
“Masyarakat harus tetap waspada terutama menghadapi bencana hidrometerologi baik banjir karena curah hujan tinggi, kekeringan, bahkan kebakaran hutan, serta angin puting beliung. Sistem ini akan bisa mendeteksi hingga beberapa hari dalam waktu yang cukup singkat. Sehingga masyarakat siap jika terjadi perubahan cuaca secara mendadak,” ujarnya.
Kondisi di daerah masing-masing kecamatan berbeda-beda di seluruh Indonesia. Di wilayah Timur atau Barat Indonesia, ungkapnya, akan mengalami perbedaan. Ini yang akan memudahkan BMKG di wilayah untuk menyampaikan informasi secara realtime, sehingga masyarakat akan siap. Saat ini, sistem prakiraan cuaca milik BMKG sudah terkoneksi dengan sistem informasi cuaca dunia di bawah koordinasi Organisasi Meteorologi Dunia (WMO), sehingga informasi cuaca di Indonesia juga dapat diakses di seluruh dunia.