Tangsel, Teritorial.com – Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) menyebut bahwa tiga wilayah seperti Ciputat, Pamulang, dan Pondok Aren, masuk kategori rawan peredaran narkoba.
Ketiga wilayah itu dianggap strategis oleh para pengedar dalam memasok dan memasarkan narkoba lantaran beberapa pertimbangan, di antaranya adalah letaknya yang berbatasan langsung dengan daerah lain, berdekatan dengan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) ataupun pabrik industri, serta akses entry point (titik masuk) yang terbuka lebar.
“Dari data real yang kita petakan, yang pertama adalah Ciputat, lalu Pamulang, dan Pondok Aren. Mengapa bisa dikatakan begitu, karena daerah-daerah itu berbatasan langsung dengan daerah lain,” ungkap Kepala BNN Kota Tangsel AKBP Heri Istu seusai sosialisasi Antinarkoba di Masjid Al-A’raaf, Pondok Cabe, Pamulang, Sabtu (5/5/2018).
“Lalu faktor lain karena wilayah itu berdekatan pula dengan lapas, di Ciputat misalnya ada Lapas Gunung Sindur, kita tahu bahwa peredaran narkoba paling banyak dikendalikan dari dalam lapas. Kalau Pondok Aren, letaknya berdekatan dengan kota Tangerang yang banyak industri pabrik, jadi pengedar bisa memanfaatkan pabrik-pabrik itu untuk produksi dan mengedarkan ke wilayah terdekat,” jelasnya.
Selain itu, luasnya entry point yang bisa mengakses langsung ketiga wilayah itu, seperti pelabuhan, stasiun, dan terminal. Kondisi demikian tentu membuat Ciputat, Pamulang, dan Pondok Aren, menjadi wilayah terbuka bagi keluar-masuknya peredaran narkoba. “Wilayah kita di Tangsel, bisa juga dimasuki lewat pelabuhan, ada dari darat seperti tol dan kereta api,” jelas Heri.
Dia mengatakan, sementara ini jenis narkoba yang paling banyak diungkap masih didominasi sabu. Selain itu, ada pula narkoba jenis baru seperti Kratom (Daun Puri) dan Carisoprodol yang diduga mulai beredar luas di masyarakat. “Sabu itu paling banyak kita ungkap, karena pasokannya juga besar-besar saat kita amankan. Kalau jenis baru, Carisoprodol itu sudah masuk ya,” katanya. (SON)