Daerahku

BRIN Temukan Rafflesia hasseltii Mekar di Sumatera Barat, Dorong Konservasi Masyarakat

Rafflesia hasseltii, spesies bunga langka ditemukan di Sumatera Barat.

TERITORIAL.COM, JAKARTA – Peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), tepatnya dari Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi, yaitu Joko Ridho Witono, mengumumkan temuan spesies bunga langka, Raflessia hasseltii di Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat yang tengah mekar di kawasan hutan yang dikelola masyarakat desa melalui Lembaga Pengelola Hutan Nagari.

Temuan ini dilakukan dalam rangka riset yang dimulai sejak awal 2025 bersama mitra internasional, dalam proyek berjudul “The First Regional Pan-Phylogeny for Rafflesia”.

Riset ini bertujuan merekonstruksi hubungan filogenetik seluruh jenis Rafflesia di Asia Tenggara, dengan metode DNA genom lengkap.

Lokasi Penemuan

Tim peneliti melakukan survei di Bengkulu dan Sumatera Barat. Di Sijunjung, Sumatera Barat, mereka mendokumentasikan Raflessia hasseltii yang sedang tumbuh mekar di kawasan yang dikelola masyarakat Nagari (desa), dan bukan merupakan kawasan konservasi formal.

“Habitat bunga ini bukan di kawasan konservasi, melainkan di hutan yang dikelola oleh Nagari (desa). Ini menjadi catatan penting bagi upaya konservasi ke depan,” ujar Joko.

Temuan bahwa banyak populasi Rafflesia tumbuh di luar area konservasi resmi, bahkan di lahan milik warga atau kebun kopi dan sawit, menjadi peringatan penting.

“Jika tidak diiringi dengan edukasi yang baik, keberadaan Raflessia bisa terancam punah atau hilang akibat aktivitas manusia,” tambah Joko.

Nilai Ilmiah dan Konservasi

Temuan ini memperkuat posisi Indonesia sebagai negara dengan keanekaragaman jenis Rafflesia tertinggi di dunia, bersama Filipina. Tercatat 16 jenis Rafflesia di Indonesia, dan tim BRIN telah mengumpulkan 13 sampel untuk analisis DNA.

Dalam riset ini digunakan metode Whole Genome Sequencing (WGS) untuk memetakan jutaan pasangan basa gen Rafflesia. Metode ini jauh lebih lengkap dibanding penelitian sebelumnya yang hanya meneliti potongan gen sepanjang 500–1500 pasangan basa.

Pendekatan ini diharapkan mampu mengidentifikasi kemungkinan adanya spesies baru Rafflesia di Nusantara.

Lebih lanjut, Joko menegaskan, “Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya kami dalam memahami hubungan kekerabatan genetik antarjenis Raflessia dan memastikan konservasinya di habitat asli.”

Tantangan di Lapangan

Bunga Rafflesia, yang termasuk tumbuhan holoparasit (tumbuhan yang sepenuhnya bergantung pada tumbuhan inang untuk kebutuhan nutrisi dan kelangsungan hidupnya) hanya mekar dalam waktu beberapa hari dan tumbuh di kawasan sulit dijangkau.

“Dibutuhkan informasi akurat dari komunitas lokal agar penelitian tidak sia-sia,” ujar Joko, menyampaikan bahwa keterlibatan komunitas lokal sangat penting.

Karena banyak populasinya ditemukan di luar kawasan konservasi, maka pendekatan konservasi yang berbasis masyarakat, edukasi, dan pengelolaan habitat bersama warga, menjadi kunci.

Penemuan ini tidak hanya penting secara ilmiah, tetapi juga dalam konteks konservasi dan kebijakan. Tim BRIN akan menyusun dokumen kebijakan berisi rekomendasi strategi konservasi Rafflesia nasional.

“Kami berharap Indonesia bisa menjadi pusat penelitian dan konservasi Raflessia dunia. Dengan kolaborasi internasional dan pendekatan sains yang kuat, kita bisa memastikan bunga ini tetap lestari.” tutup Joko.

Kayla Dikta Alifia

About Author

You may also like

Daerahku

Kementerian Pertahanan Tinjau Pembangunan Kawasan Perbatasan Di Kalbar

Kalimantan Barat, Teritorial. Com – Kementerian Pertahanan dalam hal ini Direktorat Jenderal Strategi Pertahanan, pada tanggal 23 sampai dengan 25
Daerahku

Satgas Yonif PR 432 Kostrad Jaga perbatasan RI-PNG

Papua Barat, Teritorial.com- Prajurit Satgas Yonif PR 432, akhir november tiba desember awal langsung menempati jajaran pos sepanjang perbatasan sekotr