Jakarta,Teritorial.Com -Keluarga menceritakan kronologi sesaat setelah GES (16) jatuh dari tebing di Pantai Balangan, Bali.Menurut cerita dari sang ibu, Yanri (46), GES mendapat pertolongan pertama dari 3 orang dokter yang kebetulan berada di sekitar lokasi.
Salah satu dokter yang menolong GES merupakan pria asal Norwegia. Sementara dua lainnya adalah dokter perempuan yang bekerja di Bali.
“Ada dokter juga di situ. Dari awal bantuin, sudah bilang kalau ‘saya dokter’. Dua orang cewek kerja di daerah Bali pokoknya. Ada juga cowok satu, ternyata dia dokter bule dari Norwegia, dokter tentara. Dokter marinir,” cerita Yanri saat ditemui di rumah duka Grand Heaven, Pluit, Jakarta Utara, Minggu (1/7/2018).
Dia mengatakan, ketiga dokter itu menemaninya hingga GES dibawa ke rumah sakit. Namun, dia mengaku lupa dengan nama para dokter yang membantunya itu. Yanri hanya ingat salah satu nama dokter perempuan yang membantunya, yakni Dian.
“Saya sangat terima kasih. Dokter tiga itu yang nemenin dari pertama sampai di rumah sakit sampai meninggal,” tuturnya.
Menurut penuturan Yanri, ketiga dokter itu ikut di dalam mobil ambulans yang membawa GES ke rumah sakit. Terkait ambulans, Yanri juga punya cerita sendiri.
Dia mengaku saat itu sulit mendapatkan ambulans untuk GES. Bahkan ada yang menolak dengan alasan lokasi yang dinilai terlalu jauh.
Namun, akhirnya ambulans berhasil didapatkan sang ayah. Beberapa warga sebelumnya sempat menawarkan bantuan untuk membawa GES menggunakan sepeda motor.
“Se-jam ada ya (menunggu ambulans). Karena kan pertama kita panggil. Ternyata ambulans ada juga yang nggak mau karena itu (lokasi) dalam banget. Tapi akhirnya dapat,” tutur Yanri.
Ada juga yang mau bantuin naik motor, karena kalau naik mobil macet nggak akan sampai. Akhirnya dapat. Masuk ke dalamnya saja lama, jauh. Belum keluarnya lagi. Macet,” imbuh dia.
Ambulans berhasil didapatkan setelah menunggu sekitar hampir satu jam. GES pun segera dimasukkan ke dalam ambulans setelah pertolongan pertama di lokasi tak tampak membuahkan hasil.
Namun, nyawa GES tak tertolong meski rumah sakit telah berupaya maksimal. Dia diperkirakan meninggal dalam perjalanan menuju rumah sakit.
“Kalau dari surat RS memang sebenernya posisinya meninggal posisinya saat sampai di RS itu sudah meninggal sebenarnya. Cuma kita masih berusaha. Jadi tetap di RJP (Resusitasi Jantung Paru-paru). Terus masukin obat. Tapi ya sudah maksimal obatnya tapi tidak tertolong, ya artinya ya sudah,” cerita Yanri.
Perstiwa tewasnya GES terjadi di Tebing Pantai Balangan, Jimbaran, Kuta Selatan pada Jumat, 29 Juni 2018, pukul 17.45 Wita.
Kabid Humas Polda Bali Kombes Hengky Widjaja menuturkan korban datang bersama keluarganya untuk berwisata pada pukul 17.00 Wita. Menurut keterangan saksi mata, sambung Hengky, korban terpeleset saat pose berdiri di pinggir tebing dengan ketinggian 30 meter.