Jakarta, Teritorial.com – Sosok Hasto Kristiyanto mendadak mencuat setelah ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Hasto, yang kini menjabat sebagai Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan disebut terlibat dalam dugaan suap terkait pergantian antarwaktu (PAW) anggota DPR.
Kasus ini pun menyeret mantan caleg PDI-P, Harun Masiku yang kini masih buron.
Nama Hasto dałam kasus ini pertama kali mencuat saat KPK mengusut dugaan suap Harun Masiku ke mantan Komisioner KPU Wahyu Setiawan.
Akhirnya, pada 10 Juni 2024, Hasto dipanggil sebagai saksi terkait kasus tersebut.
Hasto diperiksa setelah sejumlah saksi yang diduga mengetahui persembunyian Harun dimintai keterangan.
Namun, pemeriksaannya belum menyentuh pokok perkara.
Saat itu, penyidik KPK menyita beberapa barang yang dibawa oleh staf Hasto, termasuk juga tiga ponsel, kartu ATM dan buku catatan.
Penyelidikan tersebut sempat menu protes dari Hasto.
“Katanya untuk bertemu dengan saya, tapi kemudian tasnya dan handphone-nya atas nama saya, itu disita,” ungkapnya usai diperiksa di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta.
Dugaan keterlibatan Hasto atas kasus ini pun mencuat karena posisinya sebagai Sekjen PDI-P, partai tempat Harun Masiku bernaung.
Hingga kini, KPK masih terus mengejar Harun dan masih memanggil saksi-saksi yang diduga mengetahui persembunyiannya.
Tak pasrah saat diperiksa, Hasto juga melakukan perlawanan dałam kasus ini.
Tim hukumnya melaporkan Kepala Satuan Tugas (Kasatgas) Penyidikan KPK AKBP Rossa Purbo Bekti ke berbagai lembaga, termasuk Dewan Pengawas KPK, Komnas HAM, Bareskrim Polri dan Propam Polri.
KPK dikabarkan telah mengantongi Surat Perintah Penyidikan (Sprindik) terkait status tersangka Hasto.
Namun, hingga kini masih belum ada pernyataan resmi dari pihak KPK.
Tentunya isu ini menjadi perhatian publik mengingat sosok Hasto Kristiyanto yang merupakan politisi senior dengan karier panjang di PDI Perjuangan.
(*)
