Kepala Dikbud Tangsel Siap Pertaruhkan Jabatan, Kenapa ?

0

Tangsel, Teritorial.Com – Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Taryono mengaku, siap meletakan jabatannya sebagai kadis jika tidak bisa mengurus PPDB online tingkat SMP.

Pernyataan ini diungkapkan Taryono, saat menenangkan ratusan wali murid yang kecewa, karena tidak bisa mengakses data di-server http://ppdb.dikbudtangsel.com.

“Bapak-ibu percayakan kepada kami, kalau perlu jabatan saya, saya pertaruhkan,” kata Taryono melalui pengeras suara di hadapan ratusan wali murid, di SMPN 8 Tangsel, Kecamatan Setu, Jumat, (6/7/2018).

Dijelaskan Taryono, ada sekira 200 warga yang hari ini mengeluhkan pelayanan PPDB online yang kacau. Mereka berasal dari wilayah Serpong dan Pamulang. Para warga, mengeluhkan nasib anak mereka.

Kami sudah musyawarah, dan akan memastikan putra dan putri bapak-bapak dan ibu-ibu semua akan terdaftar. Kedua, tidak perlu capek-capek. Kalau perlu jabatan saya, saya pertaruhkan,” katanya.

Dilanjutkan dia, pihaknya akan bekerja sebagai operator. Dengan catatan, ratusan wali murid yang ada di SMPN 8 Tangsel segera pulang meninggalkan sekolah.

“Untuk itu, saya tidak ingin bapak ibu untuk tidak berlama-lama menunggu tanpa kepastian di sini. Tunjukkan bukti daftar yang bermasalah, serahkan ke kami. Nanti kami yang akan urus semua,” ungkapnya.

Dijelaskan dia, pendaftaran yang dilakukan oleh pihak Sekolah Dasar (SD), semuanya berjalan lancar. Untuk itu, pihaknya yang akan bertindak sebagai operator langsung.

“Saya pastikan anak bapak ibu terdaftar semua. Bapak ibu pastikan sekolahnya, NIK, nomor USBN, nama orang tua dan nomor telepon bapak ibu. Tulis di kertas selebaran yang kami siapkan,” tambahnya.

Taryono mengatakan, terjadinya kesalahan itu akibat sinyal internet warga yang kurang kuat. Sehingga, saat pendaftaran belum selesai, sudah terputus dan data menjadi tidak masuk dan langsung keluar.

“Masyarakat jaringan internetnya timbul tengelam. Yang kedua, warga tidak cukup bersabar. Proses sedang berlangsung, tapi sudah terprint. Saya akan lihat, dan selesakan bersama Tim IT-nya,” jelasnya.

Menurutnya, warga harus menunggu untuk bisa mengakses data sampai konsultan yang ditunjuk Dikbud Tangsel mengreset. Kemudian, baru datanya dimasukan lagi.

Kalau ada yang mau daftar tidak bisa, maka harus di-reset dulu. Karena mendaftarnya tidak boleh dua kali. Jadi kami akan mengurus itu. Tadi ada 200 lebih yang harus direset,” sambungnya.

Secara sistem, server PPDM online yang ada sudah cukup besar dengan kapasitas mencapai 4 tera. Namun, ada kesalahan dalam pengaturan, hingga ada gangguan.

“Sebenarnya server kita dengan kapasitas 4 tera sudah cukup besar. Mungkin dari sistem dan servernya yang kurang sesuai. Masalah lainnya, banyak yang belum selesai mendaftar terputus,” ungkapnya.

Persoalan inilah yang hari ini dikeluhkan oleh ratusan orang tua siswa. Namun, dipastikan pihaknya, proses reset data, dan memasukkan data baru itu tidak lama. Semua bisa diselesaikan malam ini.

“Yang sudah terdaftar per jam 21.00 WIB kemarin malam 5.540 siswa. Perkiraannya yang mendaftar online sebanyak 11-12 ribu. Sedang kuota-nya 6.500. Jadi ada 5000-4000 yang tidak diterima,” paparnya.

Lebih jauh, Taryono meminta maaf atas nama Dikbud Tangsel, jika pelaksanaan PPDB online tingkat SMP tahun 2018 mengalami banyak gangguan layanan.

Sementara itu, Misni, salah seorang wali murid mengatakan, dirinya sudah mendaftar sejak pra pendaftaran dibuka, pada 2 Juli 2018. Saat itu, semua datanya sudah masuk dan berhasil diakses.

“Rencananya, saya mau masukan anak saya di SMPN 9 Tangsel, di Pondok Benda. Saya daftar prapendaftaran tanggal 2. Hari Senin bisa. Tapi tanggal 4 saat input data, nama anak saya tidak ada,” ungkapnya.

Saat kemarin melakukan pendaftaran ulang, server PPDB mengalami gangguan. Dirinya pun langsung menghubungi operator di sekolah dan tetap tidak bisa.

“Hari ini saya coba daftar lagi, tapi tidak bisa juga. Katanya, data yang ada harus di-reset dulu. Setelah itu, baru data bisa dimasukan lagi. Tadi saya dikasih kertas formulir ini untuk di isi,” sambung Misni.

Hal yang sama diungkapkan Icah, wali murid lainnya. Dia mengaku, sistem PPDB banyak mengalami gangguan dan sangat menyulitkan bagi masyarakat awam.

“Niatnya mau masuk di SMPN 6 Tangsel. Daftar tanggal 4 bisa. Cuman sistemnya salah pilih. Karena sistemnya kurang mendukung. Tidak jelas. Saya coba NIK-nya. Langsung kecetak,” katanya.

Bahkan, saat datanya masuk, setelah dicek ulang, tujuan sekolahnya tidak ada. Hal ini lah yang membuatnya datang melapor ke SMPN 8 Tangsel, di Setu.

Dirinya tidak menyangka, saat sampai di SMPN 8 Tangsel, ternyata sudah ada ratusan orang tua dan wali murid yang juga memiliki keluhan yang sama dengannya. Mereka bahkan sempat teriak-teriak.

Kericuhan terjadi saat Taryono memberi penjelasan di dalam kelas. Warga yang tidak bisa masuk, karena ruang kelas sudah penuh sesak langsung teriak-teriak.

Setelah berlangsung selama beberapa jam, ratusan orang tua dan wali murid yang sudah emosi akhirnya bisa ditenangkan oleh Taryono. Dengan jaminan jabatannya sebagai kadis, kericuhan bisa diatasinya

Share.

Comments are closed.