Madura, Teritorial.com – Menghadapi gempuran arus globalisasi yang juga membawa pengaruh penyebaran berbagai bentuk ideologi di masyarakat, butuh peran serta segenap kaum terpelajar sebagai agen yang mampu menfilter segala bentuk pengaruh buruk yang ditimbulkan kemudian hari.
Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengatakan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) harus dapat menjadi pelopor Islam Rahmatan lil ‘alamin yaitu Islam yang penuh kasih dan damai. “Di era globalisasi, PMII dengan ideologi Ahlus-Sunnah wal Jama’ah, (Aswaja) atau Sunni memiliki tugas besar dalam menjaga kedamaian baik intern maupun antar umat beragama,” Terang Khofifah saat menjadi pembicara dalam Pelatihan Kader Lanjut (PKL) PMII se-Jawa Timur Bangkalan, Madura Minggu (24/12/2017) dalam keterangan tertulis kepada teritorial.com.
Aswaja adalah konsep pendekatan terhadap ajaran agama Islam secara proporsional antara iman, Islam, dan ihsan yang di dalam pola pikir, pola sikap, dan pola perilakunya tercermin sikap-sikap selektif, akomodatif, dan integratif. “Kita tidak hanya memiliki tugas menjaga kedamaian Indonesia, tetapi tugas besar kita adalah menjaga dan memayungi dunia dengan Islam rahmatan lil ‘alamin. Yaitu Islam dengan cinta kasih bagi seluruh alam,” tuturnya.
Dihadapan kader PMII se-Jawa Timur, Khofifah yang kini juga tercatat sebagai Majelis Pembina Nasional (Mabinas) Pengurus Besar PMII, menyampaikan bahwa Gus Dur sebagai Agamawan yang juga Negarawan dapat menjadi referensi dalam berbagai aspek kehidupan. “Saya rasa Gus Dur telah memberikan referensi terbaik dalam beragama, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Pikiran-pikiran besar Gus Dur harus terus kita gali dan kita implementasikan bersama”, tegas Khofifah.
Ia menyebutkan sejumlah negara Islam yang tengah dilanda konflik di antaranya Pelestina, Suriah, Yaman, Mesir, Libya. Di sana, menurut Khofifah, tidak mudah ditemukan tokoh sentral yang menjadi rujukan jika ada perbedaan pendapat . Konsep Islam rahmatan lil alamin menjadi penting untuk disadarkan kembali sehingga dapat mencegah perselisihan.
“Maka PMII dapat memberikan teladan dengan saling menghargai antara sesama intern dan antar umat beragama, mengembangkan hidup rukun di tengah beragam perbedaan. Serta menjadikan perbedaan itu bukan sebagai sumber perpecahan melainkan menyadarinya sebagai keragaman, dan rahmat” terangnya.
PKL yang diikuti kader-kader terbaik PMII se-Jatim ini diselenggarakan di Pusat Sumber Belajar Bersama (PSBB) Kabupaten Bangkalan dengan mengusung tema “Progresifitas Gerakan: Membentuk Negarawan yang Berbudaya di Era Globalisasi”. Imbaunya. (SON)