Palu, Teritorial.Com – Prihatin dengan kondisi prajurit TNI AD beserta keluarganya yang juga menjadi korban gempa bumi dan tsunami Palu, Sigi, dan Donggala, Sulawesi Tengah (Sulteng), Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Mulyono menyempatkan diri untuk memimpin rombongan langsung dari Mabes AD untuk mengunjungi Korban gempa di tiga titik lokasi tersebut.
Dalam pertemuan tersebut, mantan Pangkostrad ini juga memberikan bantuan secara langsung kepada prajurit dan keluarganya yang tertimpa musibah. “Saya mengucapkan belangsungkawa dan prihatin dengan peristiwa yang menimpa masyarakat Palu dan juga para prajurit yang berdinas disana. Saya minta prajurit tetap bersabar dan semangat, tidak boleh putus asa,” ujar KSDA, di Palu, Kamis (4/10/2018).
Selain menjenguk prajuritnya, Mulyon juga mengunjungi korban gempa di beberapa titik yang kerusakannya sangat parah, di antaranya di Jalan HM Suharto, Kelurahan Petobo, Hotel Roa Roa wilayah Palu, Desa Loli Kabupaten Donggala, dan Desa Jono Kabupaten Sigi. Selain itu, KSAD juga mendapat laporan langsung dari Danrem 132/TDL Kolonel Inf Agus Sasmita soal meninggalnya 1 orang prajurit TNI AD bernama Sertu Hasmin yang berdinas di Denzibang-2 XIII/Merdeka.
Sementara lainnya lima orang mengalami luka berat, yaitu Letda Czi Alfret Ganta, Serda Suyatno, Serma Ihwani, Serma Sugiyono dan pegawai negeri sipil (PNS) Yunan Budiman. “Adapun yang masih dinyatakan hilang atau masih dalam pencarian berjumlah 8 orang yaitu, Kopda Sofyan R Nuru, Pratu Daswar, Serda Asri, Serda Jemi, Serda Jasman, Serda Muh Yusup, Koptu Yusup Sallu dan Serda Ismail,” ujarnya.
Danrem menambahkan, untuk keluarga besar tentara (KBT) yang dinyatakan meninggal dunia berjumlah 6 orang, 1 orang hilang, dan 5 orang luka berat. Sementara kerugin materiil yaitu 2 unit Kapal KMC V 28 hanyut diterpa tsunami, dan 8 unit rumah dinas Bekang rata dengan tanah. “Selain itu, sebanyak 33 unit rumah dinas Kodim1306/Dgl mengalami rusak ringan, 1 unit kantor Koramil 07/Tawelu rusak berat, 1 unit barak Yonif 711/Rks rata dengan tanah, dan 2 unit barak Yonif 711/Rks rusak berat,” katanya.
Berkaitan dengan pendistribusian logistik bagi korban gempa dan tsunami di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah, Agus mencatat ada 138 titik pengungsian. “Dari jumlah itu, tidak semua bisa diakses dengan jalur darat. Kesulitan itulah yang menghambat penyaluran bantuan, salah satunya di Sigi. Kami akui transportasi masih terbatas,” ucapnya.
Saat ini, petugas dan relawan sedang memfokuskan penyaluran logistik ke daerah-daerah yang dianggap prioritas. “Kami menentukan tempat-tempat yang yang belum disuplai barang dan makanan. Berdasarkan laporan yang masuk. Nanti yang skala prioritas itulah yang diutamakan,” tandasnya.