Bandung, Teritorial.com – Program pemerintah dalam sukseskan lingkungan hidup yang bersih dan sehat terutama di wilayah-wilayah khusus sekitaran aliran sungai disambut antusias oleh pemerintah daerah. Upaya revitalisasi sungai terpanjang di Jawa, Sungai Citarum. Melalui program Citarum Harum merupakan trobosan yang cukup efektif guna menggali kelebihan-kelebihan yang terdapat dalam sungai tersbeut.
Melalui program tersebut fungsi sungai Citarum tidak hanya akan mampu mengurangi banjir di Kecamatan Majalaya dan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung. Pengamat dan dosen Ilmu Ekonomi Universitas Pasundan (Unpas) Bandung, Acuviarta Kartabi menilai upaya normalisasi dan revitalisasi Sungai Citarum yang belakangan ini gencar dilakukan Kodam III Siliwangi, dalam sudut pandang ekonomi akan memengaruhi banyak hal.
Dari siaran pers yang diterima teritorial.com, kebijakan normalisasi dan revitalisasi akan menghasilkan sungai yang bersih. Sungai yang bersih akan melahirkan lingkungan yang sehat sehingga kualitas hidup jadi lebih baik. “Lingkungan yang sehat akan membuat kualitas hidup jadi lebih baik, terutama biaya perawatan kesehatan yang dikeluarkan oleh masyarakat maupun pemerintah jadi tidak mahal,” ujar Acuviarta Selasa (27/2/2018).
Hal positif lainnya yang diharapkan adalah peningktan aktifitas perekonomian bagi warga setempat. Sungai yang membentang hampir delapan kota dan kabupaten di Jawa Barat tersebut dapat digunakan sebgai jalur trasnportasi perlitasan aktifitas angkutan barang hingga jasa tanpa hambatan.
Kemudian keindahan alam sungai Citarum sangat berpotensi sebagai wisata alam dimana hampir setiap akhir pekan banyak warga masyarakat metropolitan berbondong-bondong ke kampung-kampung yang memiliki potensi wisata unggulan. “Normalisasi dan revitalisasi Sungai Citarum jika kelak selesai akan melahirkan potensi-potensi wisata baru yang bisa dikembangkan masyarakat sekitar sungai. Dan hasilnya, roda perekonomian masyarakat lokal akan terbantu,” ujarnya.
Dia mengatakan, banyak negara maju di dunia yang mengandalkan potensi sungai sebagai obyek wisata unggulan. Thailand, Vietnam, India, Perancis, Vienna dan banyak negara lain mengandalkan potensi sungai di tempat mereka sebagai obyek wisata unggulan. “Karena sungainya bersih, tidak bikin banjir dan airnya tidak tercemar. Jutaan wisatawan datang ke tempat mereka sekedar hanya ingin menikmati wisata sungai. Dan saya yakin, Sungai Citarum dan anak-anak sungainya bisa seperti itu,” sebutnya.
Panglima Komando Daerah Militer (Kodam III/Siliwangi), Mayjen TNI Doni Munardo menyatakan fokus dan konsisten menormalisasi Sungai Citarum. “Karena masalah utamanya adalah banjir dan pencemaran lingkungan oleh pelaku industri. Kami ajak seluruh komponen masyarakat menjadi bagian program ini,” kata Doni Monardo yang juga menjabat sebagai Wakil Komandan Satuan Tugas (Wadan Satgas) Citarum Harum.
Dia menargetkan bisa menghijaukan kembali kawasan hulu Sungai Citarum di Kecamatan Kertasari Kabupaten Bandung, dengan melakukan penanaman pohon. “Pertama kami targetkan hulu Sungai Citarum kembali hijau dengan penanaman pohon rasamala, puspa, ekaliptus, Pinus dan tanaman selingan lainnya. Itu kunci menangani masalah banjir. Penanganan banjir memang rumit tapi saya yakin ada solusinya. Hutan harus ditanami pohon,” kata dia.
Sejak akhir tahun lalu, pemerintah pusat telah menyanangkan program Citarum Harum untuk mengembalikan fungsi sungai sepanjang hampir 300 kilometer itu melalui program Citarum Harum. Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan ditunjuk sebagai Komandan Satgas, sedangkan Wakil Komandan Satgas adalah Panglima Kodam III Siliwangi, Doni Monardo.
Balai Besar Wilayah Sungai Citarum (BBWS) sempat mengeluarkan data soal deforestrasi hutan di hulu sungai. BBWS pada 2000 sempat mencatat tegakkan pohon di sekitar hulu sungai mencapai 27.966 hektare dan menurun jadi hanya 4.566 hektare saja pada 2009. Umumnya, hutan berubah fungsi jadi kebun. Itu di hulunya saja, belum lagi di hulu di anak sungainya. (SON)