Yogyakarta, Teritorial.Com – Massa pendukung capres nomor urut 01 yang menghadiri kampanye di Kabupaten Kulon Progo, ternyata tidak hanya bentrok dengan warga di area markas Front Pembela Islam (FPI) DIY saja. Saat rombongan pulang menuju Kota Yogyakarta, seorang anggota TNI dan Panwaslu Desa Sentolo, Kulon Progo, turut menjadi korban pengeroyokan rombongan yang melintas. Peristiwa itu terjadi pada Minggu (7/4).
Kepala Penerangan Korem (Kapenrem) 072 Pamungkas, Mayor Mespan, membenarkan salah satu anggota Korem 072 Pamungkas yaitu Serka Setia Budi Haryanto, turut menjadi korban pengeroyokan massa pendukung salah satu paslon tersebut. Peristiwa tersebut, kata Mespan, terjadi di Desa Bantar Kulon, Banguncipto, Kecamatan Sentolo, Kabupaten Kulon Progo. “Betul (anggota TNI jadi korban pengeroyokan),” singkat Mespan saat dikonfirmasi kumparan, Senin (8/4).
Dari informasi yang dihimpun, saat pengeroyokan terjadi, Serka Setia sedang mengambil gambar dari pinggir rumahnya ketika massa pulang dari kampanye. Dia mengambil gambar ketika tampak keributan dalam rombongan massa itu. Setelah itu tiba-tiba Serka Setia dihampiri dan diserang massa. Saat dikeroyok, Serka Setia sedang bersama seorang anggota Panwaslu Desa Sentolo, Janarta dilansir dari kumpara.com.
Serka Setia sebenarnya sudah memperkenalkan identitasnya, namun ia bersama Janarta tetap diserang massa dengan benda tumpul. Akibat pengeroyokan itu, keduanya dilarikan ke rumah sakit terdekat oleh warga untuk mendapatkan pertolongan. Mereka menderita luka sobek di bagian kepala dan mendapat sejumlah jahitan. “Yang bersangkutan (Serka Setia) tadi malam sudah diizinkan pulang dari rumah sakit,” sebut Mespan.
Ketua FPI DIY Bambang Teddy sebelumnya menyampaikan pihaknya akan melaporkan insiden penyerangan markas FPI ke polisi. Menurut penuturan Bambang, penyerang dilakukan oleh massa pendukung paslon 01 yang hendak menghadiri kampanye. Bahkan, ia menyebut tindakan penyerangan ini biadab.
Akibat bentrokan ini ada dua mobil, yang salah satunya mobil operasional FPI yang rusak. Sementara, sejumlah kaca rumah juga ikut pecah karena terkena lemparan batu. Bambang menyebut pihaknya juga akan menyertakan sejumlah barang bukti saat membuat laporan ke polisi nanti, yaitu rekaman video amatir dan CCTV. Ia berharap, melalui rekaman tersebut dapat mendetailkan peristiwa penyerangan yang terjadi.