TERITORIAL.COM, JAKARTA – Pemilik dan sejumlah staf dari wedding organizer (WO) Ayu Puspita yang berlokasi di Jakarta Timur (Jaktim) kini harus berurusan dengan pihak kepolisian. Langkah ini diambil setelah puluhan klien yang merasa dirugikan dan tertipu melaporkan WO tersebut.
Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Utara, AKBP Onkoseno G Sukahar, membenarkan bahwa pihaknya sedang melakukan pemeriksaan intensif terhadap lima orang dari pihak WO, termasuk pemiliknya. “Ada lima orang dari pihak WO itu sekarang lagi kita periksa. Iya termasuk (pemilik) dan staf-stafnya,” ujar Onkoseno pada Senin (8/12/2025).
Menurut Onkoseno, laporan penipuan yang masuk ke Polres Metro Jakarta Utara berasal dari 87 orang korban. Para korban ini melaporkan kerugian karena pihak WO gagal memenuhi layanan sesuai paket pernikahan yang telah dibayar dan disepakati.
“Laporan ke kami 87 orang yang terjadi di berbagai tempat. (Bentuk penipuan) dia menawarkan paket pernikahan, pada kenyataannya dia tidak memenuhi ketentuan itu,” jelasnya.
Sebelum diperiksa polisi, pemilik WO Ayu Puspita sempat menjadi sasaran kemarahan puluhan klien pada Minggu sore (7/12). Klien yang merasa ditipu mendatangi lokasi WO tersebut. Kanit Reskrim Polsek Cipayung, Iptu Edy Handoko, membenarkan kejadian tersebut dan menyebutkan bahwa korban datang dari berbagai wilayah seperti Cileungsi, Bogor, Cimanggis, dan Bekasi.
Setelah penggerudukan itu, korban beramai-ramai mengamankan pemilik WO dan membawanya langsung ke Polda Metro Jaya. “Minggu sore digerebek banyak orang. Terus dibawa ke Polda langsung,” kata Edy.
Dugaan penipuan ini semakin menguat setelah korban memberikan keterangan bahwa pihak WO Ayu Puspita tidak menepati janji layanan, bahkan ada yang tidak muncul sama sekali pada hari pelaksanaan acara pernikahan, meskipun pembayaran sudah lunas.
Iptu Edy Handoko menambahkan bahwa laporan resmi terkait kasus ini saat ini terpusat di Polda Metro Jaya. Meskipun demikian, Polsek Cipayung tetap siap menerima laporan dari korban baru dan akan mengarahkannya ke Polda Metro untuk penanganan yang terpusat.
(*)
