Jayapura, Teritorial.com – Wakil Ketua Komisi I DPR Papua, Komisi Bidang Pendidikan dan Kesehatan, Natan Pahabol, mempertanyakan 15 persen dari 80 persen dana Otsus Papua yang diberikan Pemprov Papua kepada pemerintah kabupaten/kota.
Hal itu dikatakan politikus Partai Gerindra itu terkait wabah campak dan gizi buruk di Kabupaten Asmat yang menyebabkan sedikitnya 24 anak meninggal dunia, dalam empat bulan terakhir. “Kalau kondisi ini masih terjadi di daerah atau kabupaten, kami mempertanyakan dana Otsus 80 persen yang diberikan Pemprov Papua. Itu dikemanakan? Padahal 15 persen dari 80 dana tersebut, untuk bidang kesehatan,” kata Natan Senin, (15/1/2018).
Menurutnya, aliran dana Otsus untuk kesehatan ke kabupaten dan kota di Papua patut dipertanyakan, jika kondisi kesehatan masyarakat masih terpuruk. “Patut dicurigai, ke mana aliran dana itu? Mungkin saja ada di kas daerah untuk kepentingan pihak-pihak tertentu. Atau kasarnya masuk kantong pihak-pihak tertentu, karena kondisi kesehatan masyarakat masih seperti ini,” ujarnya.
Katanya, Pemkab Asmat harus serius menangani masalah ini dengan menurunkan tim untuk mendata masyarakat, terutama anak-anak yang mengalami gejala campak dan gizi buruk itu. Begitu juga dengan Dinas Kesehatan Papua, diharapkan segera menurunkan tim ke Asmat. “Anak-anak ini adalah masa depan Papua. Harus dipastikan sudah berapa korban dan harus ada langkah penanganan,” ucapnya.
Kata Natan, mungkin pemerintah daerah akan terkendala anggaran dalam menangani masalah ini, karena dana belum cair pada awal tahun ini. Namun, kata dia, hal itu tidak bisa jadi alasan sebab pemerintah tidak boleh tinggal diam. “Kementerian Kesehatan juga harus memberi perhatian. Ini bukan kasus biasa lagi, ini sudah kasus luar biasa,” katanya.
Untuk diketahui, jumlah anak meninggal di Asmat akibat campak dan gizi buruk kemungkinan bertambah karena pemerintah kabupaten masih mendata.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Asmat, Steven Langi, mengatakan belasan anak yang kini dirawat di Rumah Sakit Agats, menderita campak dan gizi buruk serta penyakit lain, seperti tuberkulosis, radang paru-paru, dan malaria. “Ada tiga anak yang terkena campak dan gizi buruk telah pulang dari rumah sakit,” kata Steven Langi.
Menurutnya, lima distrik di pedalaman Asmat yang terserang campak dan gizi buruk, yakni Swator, Fayit, Pulau Tiga, Jetsy, dan Siret. Pemkab Asmat telah mengirim empat tim ke lima distrik itu sejak Selasa (09/01/2018). Selain memberikan pengobatan dan makanan, tim juga mendata jumlah korban. (ROS)