Indonesia Tidak Perlu Ikuti Jejak Malaysia Untuk Lunasi Hutang

0

Jakarta, Teritorial.Com – Warga Malaysia menggalang dana untuk mengurangi utang negaranya yang mencapai 1 triliun ringgit Malaysia, setara Rp3.500 triliun (1 RM senilai Rp3.500). Sebab, nominal tersebut membuat rasio utang terhadap produk domestik bruto (PDB) mencapai 80,3%.

Utang Indonesia hingga 30 April 2018 menyentuh Rp4.180 triliun atau naik 6,2% dibanding periode yang sama di tahun lalu yang sebesar Rp3.667 triliun. Penggalangan dana untuk mengurangi utang Indonesia seperti yang dilakukan negara Malaysia pun mengemuka ke publik. Namun, apakah hal tersebut bisa direalisasikan?

Ekonom Centre of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Piter Abdullah mengatakan, kondisi Malaysia dengan Indonesia sangat berbeda. Sebab, rasio utang negara Indonesia terhadap produk domestik bruto (PDB) masih 29,88%. Dengan demikian, masih jauh di bawah batas yang diizinkan 60%

Selain itu, persoalan negara ini dinilai bukan pada utang pemerintah melainkan pada utang luar negeri yang dibayar menggunakan valuta asing (valas). Apalagi dengan nilai tukar rupiah yang terus melemah di atas Rp14.000 per dolar Amerika Serikat (AS).

“Persoalan kita sebenarnya bukan di utang pemerintah melainkan pada utang luar negeri khususnya lagi pada current account deficit yang solusinya bukan dengan urunan bayar utang,” ucapnya.

Untuk itu, pemerintah perlu mengubah struktur utang dengan mengurangi atau bahkan menghentikan utang luar negeri. Sebab, dengan pelemahan rupiah tadi tentu akan membuat nominal utang menjadi membengkak dari sebelumnya.

Selain itu, diikuti pula dengan struktur ekspor dengan mengurangi kebutuhan impor baik barang maupun jasa. Hal ini disebabkan pada April 2018 impor melonjak lebih tinggi yaitu USD16,09 miliar dibanding ekspor USD14,47 miliar.

“Ini yang harus dilakukan oleh pemerintah dengan perencanaan yang sangat matang,” tuturnya.

Namun, meski utang Malaysia dalam kondisi yang mengkhawatirkan tapi tindakan warganya tidak cukup signifikan mengurangi utang pemerintahan. “Tetapi sebagai gebrakan pemerintah baru itu cukup efektif untuk meyakinkan rakyat Malaysia bahwa selama rezim yang lama ada pengelolaan keuangan yang salah dan pemerintah yang baru akan melakukan reformasi total,” kata Piter

Share.

Comments are closed.